Itu adalah judul buku kumpulan pidato pak JK yang diterbitkan pada tahun 2017. Terdapat 75 judul pidato yang membahas segala aspek kehidupan bangsa seperti politik, ekonomi, pendidikan, energi, agama, sosial budaya dan lain sebagainya.
Inti pesannya adalah jika ingin mewujudkan perdamaian di dunia dan Indonesia maka syarat utamanya adalah wujudkan dulu keadilan. Adanya kekacauan di berbagai belahan dunia serta teror dan konflik termasuk di Indonesia penyebabnya karena adanya ketidakadilan. Kerusuhan di Ambon, Poso dan Sampit contohnya, itu karena ketidakadilan ekonomi dan politik.
Kedamaian di keluarga juga kuncinya adalah keadilan. Bapak dan ibu yang memperlakukan anak-anaknya dengan adil dan tidak pilih kasih, maka keluarganya akan hidup dengan damai dan tenteram. Banyak kasus anak-anak tidak akur karena orang tuanya pilih kasih.
Demikian pula di tempat kerja. Direktur yang berlaku adil, tidak pandang dulu, memberikan sanksi kepada siapapun jika ada pelanggaran maka karyawannya akan bekerja dengan tenang karena adanya kepastian. Siapapun yang berprestasi akan mendapatkan promosi dan penghargaan. Bukan hanya yang ada hubungan keluarga atau pandai melakukan pendekatan. Artinya ada sistem yang berjalan dengan baik. Maka karyawan akan bekerja dengan penuh semangat.
Bahkan di pertandingan olahraga seperti sepakbola, wasit yang adil menjadi syarat utama agar pertandingan berjalan dengan baik. Jika wasit memihak dan berat sebelah maka pertandingan bisa berjalan dengan ricuh dan onar karena banyak protes ketidakpuasan dari pemain dan penonton.
Agar wasit dapat memimpin pertandingan dengan adil maka syarat yang harus dimiliki oleh wasit yaitu tidak ada konflik kepentingan. Wasit dapat bersikap netral. Makanya jika pertandingan antar dua negara seperti di Piala Dunia, wasitnya harus dari negara yang berbeda. Harapannya tidak ada ikatan emosional sehingga dapat mengambil keputusan tanpa ada beban.
Hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh wasit yaitu integritas yang tinggi dan sudah teruji. Dengan integritas yang tinggi maka dia akan jujur apa adanya, amanah sesuai tugas pokok dan fungsinya serta profesional dalam bekerja. Dia akan konsisten, teguh pendirian dan tidak goyah oleh godaan harta, tahta dan wanita. Sogokan tidak akan mempan apalagi hanya sekadar janji manis.
Bangsa Indonesia sedang melangsungkan 'pertandingan' Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang diikuti oleh dua pasangan calon. Yang bertindak sebagai wasit yaitu KPU. Penontonnya yaitu seluruh rakyat Indonesia yang mendukung calonnya masing-masing.
Pilpres bisa berjalan damai dan menjadi hiburan yang menarik sebagai pesta demokrasi jika KPU sebagai wasit tidak ada konflik kepentingan, bersikap netral, dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon. Juga korps KPU dari pusat sampai kelurahan memiliki integritas tinggi yang kebal dari sogokan sehingga menjalankan tugasnya dengan jujur, amanah, profesional dan teguh pendirian. Menampilkan data apa adanya dan siap membela kebenaran.
Jika yang terjadi adalah sebaliknya maka 'pertandingan' bisa berlangsung dengan ricuh. Antar pemain saling serang dan supporter mudah terprovokasi untuk membuat kerusuhan.
Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi. Kita ingin Pilpres yang damai. Semoga KPU bisa adil sehingga pesta demokrasi dapat berjalan dengan kemenangan seluruh rakyat Indonesia.
Syamril
(Direktur Sekolah Islam Athirah)