Liputan : Nur Adil, S.Pd
Assalamu Alaikum Wr Wb.
Pengurus Masjid dan TPA Raudhatul Jannah yang terdiri dari Ketua Pengurus Masjid H,Nur Adil, Hj.A.Naderah Kahar sebagai Koordinator TPA/TPQ dan Ketua POS, Rahmah Amir mengikuti serangkaian kegiatan Workshop yang diikuti oleh Pengurus Masjid dan Pengurus TPA Kota Makassar dan Gowa yang dilaksanakan oleh Pusat Studi Gender dan anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang bertempat di Hotel Horisan pada hari Sabtu (13/03/2021).
Dunia anak adalah dunia bermain, sehingga kegembiraan mereka adalah saat bermain dimanapun mereka berada termasuk saat mereka berada di masjid. Saat berada di masjid itulah mereka seringkali dianggap pembuat gaduh dan mengganggu kekhusyukan bagi jamaah yang sedang menjalankan ibadah sholat.
Bahkan, kejadian di suatu masjid sempat viral di medsos dimana pengurus masjid atau jamaah masjidnya secara terang-terangan melarang anak untuk ikut sholat berjamaah di masjid. Hal tersebut tanpa disadari telah menempatkan masjid sebagai tempat yang tidak nyaman lagi bagi anak-anak dengan alasan takut akan selalu dimarahi dan mendapat celaan dari jamaah yang merasa terganggu.
Akhirnya, mereka akan semakin asyik tergiring dengan zaman now-nya yaitu bermain HP, tontonan TV, konser musik, game online, bermain dengan teman maya-nya di sosmed dan akan semakin menjauhkan mereka dari pergaulan sosial yang nyata.
Teladan dari perilaku Rasulullah SAW dalam menjadikan masjid ramah anak (children friendly) dapat kita lihat dalam hadis Nasa’i dan Hakim, yaitu pada saat Rasulullah SAW mengimami shalat dan meletakkan cucunya di sampingnya. Nabi waktu itu sujudnya sangat lama dan tidak biasanya ternyata cucu nabi menunggangi belakang nabi yang sedang bersujud, Rasulullah SAW memberikan teladan tidak mau buru-buru sampai cucunya menyelesaikan mainnya dengan sendiri.
Di hadis yang lain, Rasulullah SAW berkata, "Kalau sedang shalat, terkadang saya ingin shalatnya agak panjang, tapi kalau sudah mendengarkan tangis anak kecil yang dibawa ibunya ke masjid maka saya pun mempersingkat shalat saya, karena saya tahu betapa ibunya tidak enak hati dengan tangisan anaknya itu." (HR: Bukhari dan Muslim).
Untuk menjadikan masjid ramah anak (children friendly) agar mereka tertib dan tidak ramai di masjid perlu terus kita upayakan. Pertama, kita sediakan arena bermain untuk anak, dapat berupa akses bermain seperti kolam bola,
Kedua, pembinaan oleh orang tua, saat di rumah orang tua menanamkan nilai tentang adab-adab di masjid yang di antaranya tenang, tidak membuat gaduh, berlari-lari atau mengganggu orang shalat. Jika anak kita termasuk yang terlalu aktif dan sulit sekali dikondisikan saat di masjid maka juga tidak ada salahnya orang tua memberikan pendampingan khusus, begitu berulah langsung dikondisikan.
Ketiga, pengurus masjid agar tidak bosan memberikan imbauan kepada jamaah masjidnya sehingga nasihat yang berulang-ulang diharapkan dapat dimengerti, dipahami, dan diterapkan. Keempat, manajemen shaf. Anak-anak diberikan shaf di antara orang dewasa agar dapat mengawasi dan mendisiplinkan mereka.
Muhammad Al-Fatih, penakluk Konstantinopel (Turki) mengatakan: “Jika suatu masa kamu tidak mendengar gelak tawa anak-anak, riang gembira di antara shaf shalat di masjid-masjid, maka sesungguhnya takutlah kalian akan datangnya kejatuhan generasi muda di masa itu."
Oleh karena itu, penting sekali membuat anak betah di masjid. Agar mereka menjadi generasi muda yang hatinya terpaut dengan masjid. Jika hati mereka sudah terpaut dengan masjid, kita tidak susah melarang anak-anak ke warnet, mal, tempat hiburan, atau konser musik yang tidak penting.
Pada akhirnya kenakalan remaja dan perilaku menyimpang lain dapat diminimalisir. Mari buat masjid kita menjadi tempat yang ramah anak (children-frendly), aman, bersih dan menyenangkan bagi anak-anak.
Anak adalah pengembang Inovasi
Anak adalah genarasi Ilmu
Anak adalah Penerus Masa depan.
Konjen Australia di Makassar nampaknya menaruh perhatian atas prestasi Ananda Siti Uswatun Hasanah, Remaja Masjid Raudahtul Jannah GMA dan berkenan mengundang khusus Uswa untuk melakukan presentasi di Kantor Konjen Australia di bilangan Jalan Ratulangi Wisma Kalla Makassar pada hari Jumat tanggal 24 Mei 2019. Richard Mathews juga memberi nasehat untuk Uswa agar lebih semangat lagi belajar dengan pencapaian saat ini. Dalam pertemuan ini hadir pula pejabat dari Dinas Pendidikan Propinsi Sulawesi Selatan yang juga mengappresiasi prestasi ini.
oleh : Siti Uswatun Hasanah
Diluncurkan hari Sabtu ini tanggal 18 Mei 2019 pada peringatan Hari Buku Nasional bertepatan di bulan Hari Pendidikan Nasional, buku berjudul JEJAK KAKI MENUJU NEGERI DOWN UNDER DAN PERSAHABATAN TIGA NEGARA kini telah siap disebarluaskan dan dipasarkan. Nama Siti Uswatun Hasanah, sang penulis buku ini, adalah nama baru dalam dunia literasi Indonesia, khususnya wilayah Selawesi Selatan. Uswa nama kecil sang Penulis, termasuk kategori penulis cilik. Usianya masih 12 tahun namun sudah bisa menghasilkan karya menulis terbaiknya.
Bakat menulisnya sudah terlihat sejak usianya sekitar umur 6 tahun. Sejak kecil, Uswa memang sudah dikenalkan dengan banyak buku oleh kedua orangtuanya. Kegemarannya membaca buku dan menggambar kartun seadanya akhirnya dia biasa menuliskan banyak coretan cerita menarik dalam buku-buku diarinya. Beragam tulisannya dalam diari itu ternyata dijumpai banyak kisah seru dan lucu sehingga dapat terkumpul beberapa seri cerita pendek (cerpen). Kumpulan cerpen menarik ini kemudian tersusun dalam buku “The Never Ending Story” memuat empat seri cerita “Me & My Self”, “Me & My Family”, “Me & My Friends” dan “Me & Where Am I”. Kumpulan cerpen “The Never Ending Story” dalam tulisan aslinya memang seluruhnya dituliskan dalam Bahasa Inggris. Sejak usia 3 bulan hingga 10 tahun, Uswa memang melewati hampir seluruh masa kecilnya di negeri Down Under. Down Under adalah sebuah julukan pada negara Australia.
Sejak Uswa mengikuti pelatihan penulisan buku yang diselenggarakan oleh Media Guru Indonesia melalui program Satu Siswa Satu Buku (SASISABU) pada 2018 silam, maka cerita-cerita dalam “The Never Ending Story” akhirnya dapat terangkum sebagian dalam buku perdananya berjudul JEJAK KAKI MENUJU NEGERI DOWN UNDER DAN PERSAHABATAN TIGA NEGARA versi Bahasa Indonesia. Buku ini menceritakan tentang pengalaman seru sang penulis menjalin persahabatan dengan dua sahabat kecilnya asal dari negara Australia dan India. Sebagai anak sulung saat itu, Uswa (nama tokoh yang sama dengan Penulisnya), selalu merasakan tidak kesepian bermain karena memiliki tetangga sekaligus sahabat dekatnya. Persahabatan ini selalu menyatu rukun meskipun berasal dari budaya yang berbeda-beda. Buku ini juga menceritakan suasana kehidupan penulis bersama keluarganya sejak bermukim di Australia.
Buku JEJAK KAKI MENUJU NEGERI DOWN UNDER DAN PERSAHABATAN TIGA NEGARA direncanakan sebagai pembuka pada masing-masing seri cerita: Me & My Self, Me & my Family, Me & My Friends dan Me & Where Am I. Keinginan Uswa untuk menyelesaikan buku keduanya makin meningkat apalagi kedua orangtuanya selalu memberikan support dan motivasi kepada si sulung dari pasangan ayahanda Nur Adil dan ibundanya Sirmayanti.
Bulan November mendatang, tepatnya pada Hari Pahlawan, usia Uswa memasuki 13 tahun. Uswa saat ini tercatat sebagai siswi Kelas VIII SMPIT Al-Akhyar Makassar. Semoga buku keduanya dapat ditargetkan dan terselesaikan pada tahun depan atau sebelum dia tamat SMP. Cita-cita mulia Uswa melalui buku ini bukan hanya sedekar membagi pengalaman masa kecilnya namun dia ingin menyenangkan hati pembacanya selama mereka menikmati membaca buku tersebut. Harapannya bahwa buku ini bukan saja bermanfaat bagi orang banyak namun lebih dari itu bahwa karyanya bermanfaat bagi agamanya. Bertepatan saat peluncuran buku ini pada bulan Ramadhan, keinginannya untuk bersedekah melalui bukunya akan dilaksanakan. Hasil keuntungan penjualan buku perdananya ini diniatkan untuk seluruhnya disedekahkan kepada Masjid Raudhatul Jannah Kompleks Griya Mulya Asri (GMA) Makassar, masjid tempat dia dan keluarganya biasa sehari-hari berjamaah sholat dan tempat belajar Al-Aquran di TPA binaan pada masjid ini. **
Assalamu Alaikum Wr.Wb
Adalah merupakan suatu kebahagiaan jika kita bisa melihat anak-anak dapat mengembangkan bakat atau kreativitasnya, dan melalui media ini kami ingin menampilkan kreativitas anak-anak TPA/TPQ/ Raudhatul Jannah GMA tersebut yang sejauh ini belum dieksplore. Besar harapan kami media ini bisa menjadi salah satu alat dalam mengembangkan kreativitas anak-anak dalam mencapai cita-citanya kelak. Amin Ya Rabbal Alamin.
Selamat Berkreativitas, Anak-anakku !