Opini

Jejak Kehidupan  (19/01/2025)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Makassar Ahad ini (19/01/2025) mendung disertai hujan rintik-rintik. Seolah turut berduka melepas salah satu tokohnya yang meninggal dunia sehari sebelumnya. Dialah Bapak HM. Alwi Hamu, tokoh Pers Nasional, pemilik dan pendiri Harian Fajar Group. Ribuan jamaah menyalatkan jenazahnya di Masjid Al Markaz. Ada keluarga, teman, tokoh masyarakat, pejabat, ulama, karyawan, mitra, relasi dan lainnya. 

Jenazah dilepas oleh Bapak HM. Jusuf Kalla teman dekat almarhum sejak mahasiswa. Juga bersama merintis usaha, hingga masuk ke dunia politik dan pemerintahan saat pak JK menjadi Wapres. Berangkat dari Masjid Al Markaz jenazah diantar ratusan kendaraan mobil dan motor menuju Graha Pena, kantor Fajar Group. Kemudian menuju pemakaman keluarga JK di Pattene Makassar.

Semua manusia pasti akan mati. Apa saja jejak yang akan ditinggalkan setelah ruh berpisah dengan badan? Ada 5 jejak yaitu sosial, emosional, profesional, intelektual dan spiritual ibadah. Dapat disingkat dalam kata SEPI-Si yang juga bisa bermaka sepi sendiri. Kelak di alam kubur manusia sepi sendiri. Mari kita bahas satu persatu jejak tersebut.

Pertama yaitu jejak sosial. Manusia sebagai makhluk sosial dalam hidupnya pasti bertemu, berkenalan, berinteraksi, dan membangun relasi dengan orang lain. Jejak sosial indikatornya yaitu banyaknya kenalan dan relasi. Terlihat dari banyaknya orang yang ikut berduka cita, menshalatkan dan mengantar ke pemakaman. Umur yang panjang disertai pergaulan yang luas akan menghasilkan jejak sosial yang besar.

Kedua yaitu jejak emosional. Ini terkait dengan emosi dan perasaan. Ada orang-orang tertentu yang sangat sedih dan merasa kehilangan seperti keluarga dekat karena ada jejak emosional yang kuat. Juga teman dekat di sekolah, tempat kerja, komunitas, warga atau siapa saja yang pernah mengalami hubungan emosional yang mendalam. Biasa terlihat ada yang menangis sedih saat melayat karena teringat kenangan bersama almarhum atau almarhumah.

Ketiga yaitu jejak profesional. Hal ini terkait dengan profesi atau pekerjaan. Jejaknya berupa riwayat posisi dan jabatan yang pernah diduduki. Jika dia pengusaha bisa berupa perusahaan yang didirikan dan dikembangkan. Jika dia aktivis sosial bisa berupa LSM, ormas, lembaga pendidikan yang didirikan dan dikembangkan. Jika dia da'i, guru/dosen bisa berupa ceramah, pelajaran di sekolah,  perguruan tinggi dan masyarakat. Demikian pula profesi lain seperti politisi, dokter, akuntan, pengacara dan sebagainya. Semua punya jejaknya masing-masing. 

Keempat yaitu jejak intelektual. Berupa pemikiran, ajaran, karya, produk, tulisan, metode, media dan lain sebagainya dari hasil kerja intelektual. Biasanya pekerja intelektual seperti guru, ulama', dosen dan peneliti memiliki banyak jejak intelektual. Namun siapapun juga bisa meninggalkan jejak intelektual berupa nasehat, kata-kata inspirasi yang menarik dan membekas,  mencerahkan dan menggerakkan.

Kelima yaitu jejak spiritual-ibadah. Ini terkait dengan kehidupan manusia  dalam relasinya dengan Allah Sang Pencipta. Bisa berupa momen ibadah, perjalanan spiritual, pemaknaan dan penghayatan nilai-nilai transendental, renungan kehidupan setelah kematian. 

Jika kita ingin semua jejak sosial, emosional, profesional, dan intelektual menjadi bekal di alam kubur dan akhirat maka harus menjadi jejak spiritual-ibadah. Menjadi amal shaleh yang bernilai pahala. Syaratnya semua dilakukan ikhlas karena Allah. Muncul dari kesadaran sebagai hamba Allah dan khalifatullah di muka bumi. Juga dilakukan sesuai syariat dan aturan Allah. 

Semoga kita semua dapat membangun jejak sosial, emosional, profesional dan intelektual yang baik selama hidup. Semoga semua itu dapat menjadi jejak spiritual-ibadah yang bernilai pahala sebagai teman sejati di alam kubur dan akhirat. 

Nabi Muhanmad SAW bersabda: "Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960).

Makassar, 19 Januari 2025


Salam
Pengurus

Menjadi Lebih Baik (11/01/2025)

 Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Mana yang Anda pilih  "menjadi lebih baik" atau "menjadi yang terbaik"? Pilihlah menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia. Lebih dewasa dalam berpikir. Lebih arif dalam bersikap. Lebih tenang dalam merespon kejadian. Lebih banyak pengetahuan dan keterampilan. Lebih profesional dalam bekerja. Lebih banyak amal kebaikan. Lebih khusyu' dalam beribadah. Lebih dekat kepada Allah.

Bagaimana caranya agar dapat menjadi lebih baik? Said Hawwa, seorang ulama besar dari Mesir menyebutkan dalam buku Tarbiyah Ruhiyah tentang 5 tangga menuju takwa yaitu: mu'ahadah, muhasabah, mujahadah, muroqobah, mu'aqobah. Mari bahas satu persatu.

Pertama yaitu mu’ahadah, istilah dalam bahasa Arab yang artinya "perjanjian". Ingat kembali perjanjian dengan Allah dan sesama manusia. Sebelum manusia dilahirkan ke dunia, manusia berjanji siap menjadi hamba Allah yang hanya beribadah kepada-Nya. Itulah yang membuat manusia memiliki fitrah yang hanif, cenderung pada kebenaran, kebaikan dan keindahan. 

Ingat juga perjanjian dengan sesama manusia. Suami istri  saat menikah bertekad membangun keluarga sakinah mawaddah  warahmah. Di tempat kerja juga ada perjanjian antara pekerja dan pemberi kerja. Ada hak dan kewajiban, tugas pokok dan fungsi, job description, key performance indicator. Juga bentuk perjanjian lain dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kedua yaitu muhasabah, istilah dalam bahasa Arab yang berarti "menghitung" atau "menilai". Menghitung dan menilai diri sendiri pada aspek personal, profesional, relational dan spiritual (Jamil Azzaini). Personal terkait dengan emosi, mindset dan perilaku. Profesional meliputi inovasi, kinerja, dan pengembangan tim. Relational terdiri atas komunikasi, hubungan, dukungan. Sipiritual meliputi nilai-nilai, makna hidup, kedekatan pada Pencipta. 

Hasil muhasabah menjadi dasar membuat perencanaan untuk perbaikan. Harapannya rencana yang disusun akurat dan dapat dijalankan. Muhasabah juga dilakukan saat pelaksanaan pekerjaan untuk mengatasi masalah dan hambatan. Biasanya dibuat dalam PICA (problem identification and corrective action).

Ketiga yaitu mujahadah, istilah dalam bahasa Arab yang berarti "perjuangan" atau "usaha". Usaha penuh kesungguhan melalui pengerahan pikiran, tenaga, alokasi waktu, sarana, dan dana secara optimal. Juga disertai kerja sama dan sinergi dengan orang lain. Mujahadah menuntut kesabaran, konsistensi dan persistensi. Pantang menyerah dan terus mencari cara terbaik melalui continuous improvement. 

Keempat yaitu muraqabah, istilah dalam bahasa Arab yang artinya "pengawasan" atau "pemantauan". Pengawasan dapat dilakukan oleh diri sendiri, orang lain dan Allah. Agama mengajarkan bahwa manusia senantiasa berada dalam pengawasan Allah. Harapannya pikiran, perkataan dan perbuatan senantiasa berada di jalan yang benar, terhindar dari kesalahan dan pelanggaran. 

Dalam organisasi pemantauan dilakukan oleh atasan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai target, budget dan jadwal. Biasanya dilakukan melalui rapat atau laporan berkala. Juga ada pengawasan oleh auditor internal dan eksternal. Auditor memeriksa apakah tindakan sesuai dan mematuhi aturan organisasi. Jika ada penyimpangan akan diberikan peringatan bahkan hukuman. 

Kelima yaitu mu’aqabah, istilah dalam bahasa Arab yang artinya "hukuman" atau "pembalasan". Hal ini merupakan  konsekwensi logis dari perbuatan. Bisa berupa penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). Keduanya harus dijalankan dengan adil tanpa pandang bulu. Agama mengajarkan bahwa segala perbuatan pasti ada balasannya dari Allah. Perbuatan baik berpahala dan perbuatan buruk berdosa. Kelak di akhirat ada surga yang penuh kenikmatan dan neraka yang penuh penderitaan.

Semoga di tahun 2025 kita menjadi lebih baik melalui 5M yaitu mu'ahadah (perjanjian), muhasabah (menghitung), mujahadah (perjuangan), muraqabah (pengawasan), dan mu'aqabah (pembalasan). Selamat mencoba. 

Makassar, 11 Januari 2025


Salam
Pengurus

Bekerja dengan IHSAN (04/01/2025)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Bagi alumni Program Metode Sekejap pasti kenal dengan Ust. Nur Ihsan Muhammad Idris, Lc. Beliau adalah penyusun Metode Sekejap salah satu metode memahami Al Quran dengan cepat dan mudah bagi para muslim yang tidak ada dasar bahasa Arab. Melalui metode yang menarik, pelajar, mahasiswa, orang tua bahkan kakek nenek bisa belajar bahasa Al Quran dengan mudah. Salah satu alumninya yaitu Prof. Dr. Rudi Rubiandini dari ITB yang pernah menjadi Ketua SKK Migas.

Saya sedang ikut program ini secara online. Juga sudah kami ajarkan kepada siswa SMP dan SMA Athirah sebagai mata pelajaran pilihan. Pada buku pegangan dan Al Quran cetakan khusus yang disusun oleh beliau, ada empat pola warna: hijau, biru, merah dan hitam. Hijau disebut Indonesia banget maksudnya kata-kata yang sudah diserap dalam bahasa Indonesia. Dari hitungan beliau ada sekitar 10 % dari seluruh kata dalam Al Quran. 

Warna merah seperti halnya warna darah artinya banyak banget. Maksudnya banyak sekali berulang. Diperkirakan ada sekitar 50 % dari total kata dalam Al Quran. Kata berulang itu hanya ada 100 kata. Semua disusun dalam kertas ajaib 1. Jika bisa hafal 100 kata itu maka sudah paham 60 % kata dalam Al Quran. Selanjutnya warna biru ada 2148 kata dengan perulangannya sekitar 20% dalam Al Quran. Dikumpulkan dalam 34 halaman. Warna hitam adalah kata-kata yang bukan bahasa Indonesia dan jarang muncul harus dilihat di kamus Sekejap. Jumlahnya tidak terlalu banyak, ada sekitar 20% kata dalam Al Quran. 

Menurut saya karya ini luar biasa. Merupakan karya besar dan telah banyak membantu ummat Islam untuk memahami Al.Quran. Bagaimana cara agar bisa berkarya demikian? Ust. Nur Ihsan Muhammad Idris, Lc menyampaikan ada 5 kunci yang dapat disingkat dalam kata IHSAN yaitu: impian yang besar, hard work, sinergi, aktif berdo'a dan niat yang tulus. Mari kita ulas satu persatu.

Kunci pertama yaitu impian yang besar. Impian ibarat bintang yang menjadi acuan perjalanan para penjelajah di lautan. Impian yang besar disebut oleh Jim Collins sebagai BHAG (Big Hairy Audacious Goals) yang artinya tujuan besar yang membuat bulu roma merinding. Berani dan memberi semangat.  Lebih bagus lagi jika impian itu juga spesific, measureable, actual, realistic, time limit (SMART). Wujudnya bisa berupa karya seperti Metode Sekejap di atas. Bisa juga target kinerja atau capaian lainnya yang berani dan menantang.  

Kunci kedua yaitu hard work (kerja keras). Bergerak dari langkah pertama sampai akhir secara konsisten dan persisten. Sejarah menunjukkan, orang-orang besar yang mampu mewujudkan impiannya semuanya adalah pekerja keras. Mereka bekerja lebih lama dari orang-orang kebanyakan. Kerja keras yang cerdas, terarah dan terencana dengan strategi dan langkah yang efektif, efisien, inovatif dan solutif.

Kunci ketiga yaitu sinergi dan kerja sama. Tidak ada superman, yang ada adalah superteam. Semua manusia membutuhkan bantuan orang lain. Bekerja dalam tim menjadi keniscayaan. Tim yang memiliki tujuan dan komitmen yang sama. Perasaan senasib sepenanggungan, saling menopang & menguatkan dan siap bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ada kepedulian (care), siap berbagi (share), ada leader dan follower, saling terbuka dan percaya (trust). 

Kunci keempat yaitu aktif berdo'a. Manusia yang beriman meyakini bahwa ada Allah yang Maha Menentukan. Tugas manusia berusaha, Allah yang berkuasa atas segala sesuatu. Untuk itu dibutuhkan aktif berdo'a, memohon pertolongan dan perkenan Allah. Berdo'a merupakan bukti kepasrahan dan tawakkal. Juga bukti kerendahhatian. Jika berhasil, tidak sombong. Jika gagal tidak putus asa.

Kunci kelima yaitu niat yang tulus. Segala yang dilakukan harus senantiasa dalam niat yang tulus. Impian yang ingin diraih bukan semata untuk kepentingan pribadi tapi juga untuk kemaslahatan orang lain. Memberi manfaat kepada sesama. Orang-orang besar senantiasa memikirkan orang lain. Bahagia karena membahagiakan orang lain bukan karena mengorbankan orang lain.

Semoga di awal tahun 2025 ini kita dapat meraih dan menghasilkan karya dan kinerja terbaik. Ingat kunci IHSAN yaitu impian yang besar, hard work (kerja keras), sinergi & kerja sama, aktif berdo'a dan niat yang tulus untuk kebaikan bersama. Segera rumuskan impian Anda, dan raih dengan kerja keras, sinergi dan do'a. Selamat berjuang.

Makassar, 4 Janiari 2025


Salam
Pengurus

Pit Stop Kehidupan (27/12/2024)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Pit stop adalah tempat kendaraan balap berhenti di pit saat balapan untuk pengisian bahan bakar, penggantian ban baru, perbaikan, dan penyesuaian mekanis. Mengapa berhenti? Agar kendaraannya tetap prima dan siap melaju kencang hingga garis finish. Hidup juga perlu berhenti sejenak memeriksa kondisi diri dalam berbagai aspek. Melakukan perbaikan jika ada hal yang perlu diperbaiki. Tujuannya agar kembali prima dan siap melanjutkan perjalanan. 

Jamil Azzaini menyebutkan ada 4 aspek pertumbuhan yang perlu diperiksa pada diri manusia khususnya para leader yaitu personal, professional, relational, spiritual (P2RS). Setiap aspek ada 3 komponen.  Apa saja komponen dari tiap aspek tersebut? Mari kaji berdasarkan video youtube dari Jamil Azzaini yang berjudul Leader Perlu Pit Stop.

Aspek pertama yaitu personal growth atau pertumbuhan pribadi. Komponennya yaitu emosi, mindset, dan perilaku (EMP). Mari periksa emosi diri apakah stabil atau labil. Apakah masih gampang marah-marah, mudah tersinggung dan sulit menerima kritikan? Jika ya, segera perbaiki emosi diri. Berusahalah memiliki emosi yang stabil, tenang dalam menghadapi masalah, dapat menahan amarah dan tidak mudah tersinggung.

Mari periksa mindset diri apakah fix atau growth. Apakah fix mindset yang susah diajak berubah atau growth mindset yang ingin terus belajar hal baru, menerima tantangan, minta feedback dan belajar dari kesuksesan orang lain? Semoga ada di growth mindset. Juga periksa perilaku diri apakah baik atau tidak. Perilaku baik sehingga bisa menjadi teladan dan mendapatkan respek dari orang lain.

Aspek kedua yaitu professional growth. Untuk memastikan pertumbuhan pada aspek professional maka periksa 3 komponen yaitu inovasi, kinerja terbaik, dan pengembangan tim (IKP). Apakah ada inovasi yang dihasilkan di tengah dunia yang terus berubah? Apakah semua hanya rutinitas? Hati-hati jika terjebak rutinitas, itu ibarat robot berwujud  manusia. Segera berpikir kreatif mencari inovasi yang bisa membawa perubahan. 

Juga periksa apa kinerja terbaik yang dikontribusikan untuk tim dan organisasi. Hati-hati jika kinerjanya biasa saja. Segera lakukan perbaikan pada proses, alat dan metode kerja agar kinerja meningkat. Juga periksa apa yang telah dilakukan untuk mengembangkan tim. Sebagai pemimpin kinerja dicapai melalui kerja bersama tim. Maka penting untuk membina tim agar berkembang dan menjadi semakin kompeten.

Aspek ketiga yaitu relational growth. Seorang leader tidak lagi banyak bekerja pada hal teknis. Tapi pada pekerjaan non teknis termasuk relasi atau hubungan dengan tim dan orang lain. Untuk melihat pertumbuhan pada aspek relasi maka periksa 3 komponen yaitu komunikasi, dukungan, dan hubungan (KDH). Komunikasi terkait dengan kemampuan menjadi pendengar yang baik sehingga dapat memahami dari lubuk hati yang paling dalam apa pesan dari tim atau orang lain. 

Dukungan yaitu dapat mempermudah urusan orang lain, pekerjaan pimpinan dan unit atau departemen lain sebagai customer internal. Hubungan terkait relasi dengan orang penting (king pin) yang relevan dengan pekerjaan. Apakah semakin lengkap, meningkat, dan semakin dekat. Jika ada urusan dapat diakses dengan mudah.

Aspek keempat yaitu spiritual growth. Seorang pemimpin tidak cukup hanya percaya diri tapi juga harus percaya Allah. Manusia butuh pegangan yang kuat yaitu Allah. Untuk melihat pertumbuhan pada aspek spiritual maka periksa 3 komponen yaitu makna, nilai-nilai, dan  kedekatan (MNK). Apa makna pekerjaan dan hidup yang dilakoni selama ini? Apakah hanya rutinitas atau maknanya begitu dalam. Memberdayakan, membantu, mempermudah urusan orang lain, berkontribusi untuk organisasi, ummat dan negara. 

Apa nilai-nilai spiritual yang tertancap kuat dalam kepemimpinan dan kehidupan Anda? Ketulusan, kejujuran, pengabdian, pelayanan, atau nilai-nilai lain yang relevan. Jangan sampai kering secara spiritual karena berjalan tanpa nilai-nilai. Kedekatan terkait dengan bagaimana kita memperbaiki hubungan dengan Sang Maha Pencipta. Jika hubungan dengan Allah baik maka hidup akan tenang, kalem, produktif dan menghasilkan hal-hal yang besar dan strategis.

Itulah 4 aspek yang perlu direnungi dalam pitstop kehidupan. Aspek personal (EMP: emosi, mindset, perilaku), professional (IKP: inovasi, kinerja, pengembangan tim), relational (KDH: komunikasi, dukungan, hubungan) dan spiritual (MNK: makna, nilai-nilai, kedekatan). Semoga melalui muhasabah 4 aspek di atas kita  dapat terus tumbuh menjadi lebih baik pada tahun yang akan datang. 

"Hisablah dirimu sebelum amalmu dihisab dan persiapkanlah dirimu untuk menghadapi hari dimana semua makhluk dihadapkan kepada Allah, sungguh hisab terasa ringan di hari kiamat bagi orang-orang yang gemar mengoreksi dirinya di dunia.” (Sayyidina Umar bin Khattab RA).

Makassar, 27 Desember 2024


Salam
Pengurus

Unwanted Leader  (20/12/2024)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Peristiwa jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad menjadi perhatian dunia. Setelah berkuasa selama 24 tahun akhirnya Bashar al-Assad tumbang pada 8 Desember 2024. Rakyat Suriah bergembira merayakan kejatuhan Assad. Ini menunjukkan bahwa Assad tidak disukai bahkan dibenci oleh rakyatnya. Itulah unwanted leader, pemimpin yang tidak diinginkan.

Dalam buku Leaders Journey yang ditulis oleh Noorma Edi Yusuf dan Anies Rachmawati (2021) disebutkan ada 4 ciri unwanted leader yang disebut sebagai incompetent leader. Agar mudah diingat semua diakhiri dengan huruf -er yaitu angker, keblinger, keder, dan kuper. Mari kita bahas satu persatu dan dikaitkan dengan ciri kepemimpinan Bashar Assad.

Ciri pertama yaitu angker yang artinya menyeramkan dan menakutkan. Dari berita yang beredar, Bashar al-Assad adalah pemimpin yang sangat kejam, diktator dan otoriter. Siapa yang menentangnya akan ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Diperlakukan secara tidak manusiawi, disiksa hingga meninggal dunia. Menghadapi protes rakyat, dia hadapi dengan senjata. Terjadilah konflik dan perang saudara. Tercatat sekitar 500 ribu rakyat yang jadi korban meninggal dunia.

Leader di tempat kerja yang angker menurut Noorma (2021) cirinya yaitu bawahannya takut untuk bertemu. Suaranya tidak menyejukkan, ucapannya tidak menginspirasi bahkan membangkitkan rasa takut bagi timnya. Tidak bisa menjadi role model, gampang marah dan mengeluarkan kata-kata kasar. Tidak mampu membimbing timnya. Lebih banyak menekan dan menuntut hasil akhir.

Ciri kedua yaitu keblinger yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sesat dan keliru. Pemimpin yang keblinger sudah keliru sejak awal. Tujuannya menjadi pemimpin untuk kepentingan pribadi, keluarga dan kelompok, bukan untuk rakyat banyak. Untuk mencapainya dia menghalalkan segala cara. Jika ada yang menghalanginya akan dihadapi dengan penangkapan, penyiksaan, hingga pembunuhan. 

Leader di tempat kerja yang keblinger menurut Noorma (2021) memiliki ciri yaitu dia banyak membangun pencitraan. Lebih fokus untuk dapat dilihat oleh orang banyak dan menjadi terkenal karena posisinya. Narsis di sosial media. Ingin selalu dipuji. Tidak visioner, kurang kreatif, tidak inovatif, tidak solutif. Juga tidak mampu belajar dari pengalaman untuk diterapkan di situasi baru.

Ciri ketiga yaitu kuper atau kurang pergaulan. Tidak bisa bersosialisasi. Tidak mau berdialog untuk mengenali dan memahami perbedaan pendapat dan keberagaman rakyatnya. Perbedaan dilihat sebagai musuh sehingga harus dibasmi dan dihabisi. Hanya pikiran dan alirannya saja yang dianggap benar. 

Leader di tempat kerja yang kuper menurut Noorma (2021) memiliki ciri yaitu kurang mengenal dan membangun kedekatan dengan anggota timnya. Kurang mampu mengembangkan tim dan menciptakan leader baru. Tidak mampu beradaptasi dengan perubahan. Tidak memiliki dorongan untuk berkembang secara berkelanjutan. Tidak berusaha untuk belajar dari partner, tim, dan lingkungan kerjanya.

Ciri keempat yaitu keder yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya takut, gentar dan gemetar. Takut menghadapi orang banyak. Takut memasuki wilayah baru. Takut menghadapi masalah baru yang belum dikuasai. Meskipun terlihat sangat berkuasa tapi miliki sifat pengecut. Berani berbuat tapi tidak berani bertanggung jawab. Jika tidak bisa dihadapi, memilih untuk lari. 

Itulah empat ciri unwanted leader (pemimpin yang tidak diinginkan) yaitu angker, keblinger, kuper dan keder. Semoga kita terhindar dari keempat ciri di atas. Semoga kita dapat menjadi pemimpin yang dirindukan karena peduli, penyayang, sadar diri, rendah hati, bergaul dan bersosialisasi serta berani menegakkan kebenaran dan keadilan.

 Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendoakan mereka dan mereka pun mendoakan kalian. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah orang-orang yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian." (Hadits riwayat Imam Muslim).

Makassar, 20 Desember 2024


Salam
Pengurus

Hikmah Peristiwa (03/12/2024)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Bayangkan di depan Anda tersedia dua kotak warna hitam dan biru. Kotak hitam berisi kesulitan, masalah, hambatan, dan orang-orang bermasalah. Kotak biru berisi kekuatan, bijaksana, keberanian, dan rasa cinta. Jika Anda diminta memilih antara kotak hitam dan biru, mana yang akan Anda pilih? Biasanya orang akan memilih kotak biru karena isinya bagus dan sesuai harapan. 

Setiap orang ingin memiliki kekuatan, bijaksana, keberanian, dan rasa cinta. Manusia menghindari kesulitan, masalah, hambatan dan orang-orang bermasalah. Namun ternyata kotak biru yang diidamkan tidak akan ada tanpa kotak hitam. Kotak hitam menjadi penyebab lahirnya kotak biru. Mari kita lihat satu persatu dalam ungkapan syair  anonim berikut ini.

Bait pertama berbunyi: "saya memohon diberi kekuatan dan Allah memberikan kesulitan agar membuat saya kuat". Kesulitan dalam hidup membuat seseorang memiliki mental yang kuat dan tangguh. 

Pelaut yang ulung lahir dari laut yang berombak besar dan penuh bahaya. Prajurit yang hebat lahir dari medan pertempuran yang keras. Pengusaha yang sukses lahir dari jatuh bangun di dunia bisnis. Pemimpin yang hebat ditempa melalui kesulitan yang beragam. Nabi dan Rasul juga dalam hidupnya menghadapi banyak kesulitan.

Hati-hati karena berlaku kebalikannya. Hidup yang mudah akan membuat manusia lemah. Banyak ahli mengatakan generasi Z memiliki mental yang lemah. Penyebabnya karena dalam hidupnya jarang menghadapi kesulitan. Hidupnya serba mudah dari fasilitas orang tua. Juga kemajuan teknologi membuat segalanya mudah. Untuk itu perlu pandai dan bijak dalam mendidik anak di era sekarang ini.

Bait kedua berbunyi: "saya memohon agar menjadi bijaksana... dan Allah memberi saya masalah untuk diselesaikan". Lihatlah orang tua yang bijaksana. Mereka telah makan asam garam kehidupan. Masalah yang menghadang dihadapi dan diselesaikan. Hal itu membuatnya memiliki pengalaman yang saripatinya menjadi hikmah atau kebijaksanaan.

Bait ketiga berbunyi: "saya memohon keberanian dan Allah memberikan hambatan untuk dilewati". Hambatan dalam hidup membuat manusia tertantang untuk melaluinya. Dalam permainan outbond, biasanya diberikan banyak hambatan pada perjalanan menuju finish. Hambatan itu bertujuan untuk melatih keberanian dan kekompakan. Demikian pula dalam kehidupan nyata. Ada banyak hambatan hidup yang membuat manusia berani melangkah lebih jauh.

Bait keempat berbunyi: "saya memohon rasa cinta dan Allah memberikan orang-orang bermasalah untuk dibantu". Rasa cinta, empati dan peduli tidak akan muncul tiba-tiba. Rasa itu diasah dalam kehidupan nyata. Allah mempertemukan kita dengan orang-orang yang butuh pertolongan. Menolong orang lain dengan tulus akan mengasah rasa cinta dan kasih sayang dalam diri kita. Juga membuat kita bahagia karena membahagiakan orang lain.

Ada rahasia, hikmah dan maksud Allah pada setiap peristiwa. Jangan hindari kotak hitam yang berisi kesulitan, masalah, hambatan dan orang-orang bermasalah. Tapi hadapi, hayati dan nikmati agar dapat kotak biru yang berisi kekuatan, bijaksana, keberanan dan rasa cinta. Allah berfirman: "... boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui" (Q.S. Al Baqarah: 216).

Makassar, 3 Desember 2024


Salam
Pengurus

Guru Hebat (25/11/2024)

Oleh: Syamril Al Bugisyi

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Pada peringatan Hari Guru Nasional yang jatuh tanggal 25 November 2024, Kementerian Dikdasmen mengusung tema Guru Hebat, Indonesia Kuat. Jika Indonesia ingin menjadi negara yang kuat syaratnya gurunya harus hebat. Mengapa? Guru hebat akan melahirkan SDM yang baik dan kuat. Jika SDM baik dan kuat maka negara akan dikelola dengan benar. Sumber daya alam akan dikelola dengan baik untuk kepentingan rakyat. Itu akan melahirkan Indonesia Kuat.

Apa saja ciri-ciri guru yang hebat? Dari hasil diskusi kami di Tim Perumus Profil Guru Athirah setelah mempelajari, mengkaji dan menelaah beberapa dokumen tentang guru maka dirumuskan ada 5 ciri-ciri guru hebat. Kelimanya diawali dengan kata high yang artinya tinggi yang semakna dengan besar, unggul atau kuat.

Pertama yaitu high spirit. Guru hebat memiliki semangat yang tinggi, tak pernah padam meskipun halangan dan tantangan datang menghantam. Ibarat matahari ia memiliki sumber energi internal yang luar biasa. Sumber energi yang tidak pernah padam. Semangat akan tinggi jika memilih menjadi guru karena panggilan (calling), bukan hanya karena pekerjaan (job) dan karir (career).

Jenis panggilan ada 4 yaitu kemanusiaan, nasionalisme, intelektual dan spiritual. Menjadi guru karena panggilan yaitu ada dorongan untuk ikut aktif memajukan orang lain dan bangsa melalui pendidikan. Juga disertai dorongan memajukan ilmu pengetahuan melalui kegiatan belajar mengajar dan penelitian. Akan menjadi lebih kuat jika ada keinginan untuk membebaskan manusia dari kebodohan, penindasan, perbudakan sesama manusia menuju penghambaan hanya kepada Allah.

Kedua yaitu high touch atau sentuhan yang mendalam. Tugas guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan tapi juga mentransformasi manusia menjadi lebih baik. Manusia memiliki hati, perasaan dan jiwa yang membutuhkan sentuhan perhatian, cinta dan kasih sayang. Guru yang memiliki sentuhan yang tinggi (high touch) dapat memahami perasaan, kondisi kejiwaan dan suasana mental dan batin muridnya. Melalui cinta dan kasih sayang dia dapat mengubah muridnya menjadi lebih baik.

Ketiga yaitu high tech  atau menguasai teknologi dengan baik khususnya terkait pembelajaran. Guru hebat mampu mengikuti perkembangan zaman. Teknologi digital pada masa sekarang ini dapat dimanfaatkan oleh guru hebat untuk akselerasi pendidikan. Namun teknologi juga memiliki dampak negatif. Guru hebat melalui literasi teknologi yang baik mampu memilah, memilih dan membimbing muridnya menggunakan teknologi untuk kebaikan.

Keempat yaitu high competence. Guru hebat memiliki kompetensi profesional yang tinggi. Guru hebat mampu menguasai materi ajar dengan baik. Tidak hanya tahu secara permukaan tapi juga mendalam. Guru hebat mampu menfasilitasi muridnya untuk belajar secara mendalam (mindfull learning). Disertai kompetensi pedagogik yang mumpuni maka guru hebat juga mampu mengajar secara menyenangkan (joyfull) dan bermakna (meaningfull).

Kelima yaitu high synergy. Tempat pendidikan bukan hanya di sekolah tapi juga di rumah dan masyarakat. Tugas mendidik bukan hanya di pundak guru tapi juga orang tua dan masyarakat. Guru hebat mampu membangun komunikasi dan kerja sama dengan orang tua dengan baik. Juga sinergi dengan masyarakat untuk mencari sumber dan media belajar yang sesuai dengan kebutuhan muridnya.

Itulah lima ciri guru hebat yaitu high:  spirit, touch, tech, competence, dan sinergy. Jika kelimanya dapat dimiliki oleh guru maka akan tercipta pendidikan yang berkualitas tinggi. Akan terwujud manusia Indonesia yang berkualitas tinggi. Manusia yang anggun, unggul cerdas. Insan yang pintar, bugar, segar, tegar dan benar. Manusia berkualitas tinggi akan membangun Indonesia menjadi negara yang kuat, adil dan makmur. Guru Hebat, Indonesia Kuat. Selamat Hari Guru Nasional.

 

Makassar, 25 November 2024

 

 

 


Salam
Pengurus

Energi Para Pahlawan (12/11/2024)

Oleh: Syamril 

Setiap tahun Pemerintah menetapkan penerima gelar Pahlawan Nasional yang diumumkan pada tanggal 10 November. Khusus di tahun 2024 ditunda karena Presiden Prabowo sedang perjalanan ke luar negeri. Selain Pahlawan Nasional, apakah ada pahlawan dalam skala yang lebih kecil? 

Apakah ada pahlawan keluarga, pahlawan di tempat kerja, pahlawan di sekolah dan kampus, pahlawan di masyarakat, juga pahlawan di bidang tertentu seperti  pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, teknologi, lingkungan hidup, kebudayaan dan lain sebagainya? Jawabannya ada selama dipandang berjasa besar dan istimewa di lingkup dan bidang tersebut.

Ayah, ibu dan anak dapat menjadi pahlawan keluarga. Guru dan dosen dapat menjadi pahlawan di sekolah dan kampus. Pengusaha jadi pahlawan untuk karyawannya. Karyawan dapat menjadi pahlawan di tempat kerja. ASN, polisi, tentara dan pegawai negeri lainnya dapat menjadi pahlawan di kantor pelayanannya. Tokoh, pejabat dan warga dapat menjadi pahlawan di masyarakat. Para aktivis dakwah, lingkungan, kebudayaan, dokter, pegiat hukum dan HAM, dan lainnya juga bisa menjadi pahlawan sesuai bidang yang digeluti.

Para pahlawan di berbagai tingkat dan bidang di atas dapat berjasa besar dan istimewa karena memiliki energi yang luar biasa. Adaptasi dari buku Leaders Journey with Spiritual Compass karya Noorma Edi Yusuf dan Anies Rachmawati, disebutkan ada 7 jenis energi yang diwakili oleh 5 huruf dalam singkatan SEMPI.

Pada huruf S terdapat dua energi yaitu spiritual dan sosial. Energi spiritual terkait dengan pengenalan kepada diri sendiri dan Tuhan Sang Pencipta. Energi spiritual berdampak kepada keikhlasan dan ketulusan dalam beraktivitas, apalagi jika dilandasi niat ibadah. Jusuf Kalla saat diwawancarai oleh Syafii Antonio bagaimana agar beraktivitas selalu semangat dan tidak mudah lelah. Jawaban JK yaitu energi spiritual ikhlas.

Energi sosial terkait  pergaulan dengan orang lain dan masyarakat. Kata Noorma dan Anies, energi sosial indikatornya tahu kondisi (TK), sadar diri (SD), sadar mengenai posisi (SMP) dan sadar mengenai akibat (SMA). Hal ini membuat para pahlawan peduli, empati, senang memberi, dan siap berkorban untuk orang lain. Ayah dan ibu berkorban untuk anak-anaknya. Guru dan dosen mendidik siswa dan mahasiswa. Atasan membimbing bawahan. Dokter mengobati pasien. ASN dan aparat melayani dan melindungi masyarakat. Para aktivis peduli dan membantu masyarakat pada berbagai bidang.

Pada huruf E ada energi emosional. Energi ini membuat para pahlawan dapat mengenali emosi diri dan orang lain. Mereka dapat mengendalikan dan memotivasi diri dan orang lain. Juga senantiasa berpikir positif dalam melihat situasi,  kondisi dan perbedaan cara pandang. Hal ini memberikan kenyamanan pada orang yang berinteraksi dengannya. Akibatnya mereka dihargai, disukai dan dicintai oleh orang lain.

Pada huruf M ada energi mental dan moral. Energi mental dan moral membuat para pahlawan berani, pantang menyerah dalam menjalani hidup dan perjuangan. Berani menghadapi siapapun. Berani menghadapi masalah apapun. Tidak menghalalkan segala cara, jujur dan berintegritas karena berpegang teguh pada moral, etika dan agama.

Pada huruf P ada energi profesional. Hal ini terkait dengan tanggung jawab dan sikap amanah dalam menjalankan tugas. Menurut Noorma dan Anies, energi profesional juga memiliki energi berkarya. Terus mengembangkan imaginasi, ide-ide, dan kemampuan kreatifnya menjadi tindakan yang nyata untuk menghasilkan karya yang menarik.

Pada huruf I ada energi intelektual. Energi ini membuat para pahlawan terus semangat belajar mengembangkan diri. Terus mengasah growth mindset, skillset dan know set yang relevan dan sesuai perkembangan zaman. Tidak merasa pintar tapi pintar merasa. Dampaknya mereka memiliki ilmu yang berguna untuk peningkatan kualitas iman dan amal salehnya.

Semoga kita semua dapat meneladani energi para pahlawan. Apapun tugas, peran, dan tanggung jawab yang diemban, kita punya energi SEMPI (spiritual-sosial, emosional, mental-moral, profesional, intelektual). Dengan energi itu insya Allah kita akan dapat menjadi pahlawan. Pahlawan keluarga, sekolah, kampus, tempat kerja, masyarakat dan berbagai bidang yang digeluti. Selamat Hari Pahlawan.

Makassar, 12 November 2024


Salam
Pengurus

Modal Waktu (05/11/2024)

Oleh: Syamril 

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Ada 3 anak yang diberikan modal yang sama sebesar 100 juta rupiah tiap orang. Dalam waktu setahun anak yang pertama bisa mengembangkan modal tersebut menjadi 100 Milyar. Anak yang kedua modalnya tidak bertambah juga tidak berkurang, tetap 100 juta. Anak ketiga modalnya habis bahkan punya utang.

Cerita di atas disampaikan oleh Ust. Fatih Karim saat membahas kondisi manusia terkait waktu. Semua diberi modal yang sama, sehari 24 jam, 1 jam 60 menit dan 1 menit  60 detik. Namun pencapaian, prestasi dan produktivitas tiap orang berbeda-beda. 

Ada tipe anak pertama. Dalam waktu 24 jam bisa produktif menghasilkan banyak hal. Melakukan banyak amal saleh. Ada tipe anak kedua, tidak melakukan apa-apa, hanya diam tak berbuat, tak beramal dan tak berkarya. Ada tipe anak ketiga yang menghabiskan waktunya untuk hal yang merusak dirinya, merugikan orang lain, menambah musuh dan dosa.

Tentu kita ingin menjadi tipe anak pertama, produktif dalam menggunakan waktu. Dari penjelasan lanjut Ust. Fatih Karim penulis mencoba mengelaborasi apa kunci orang-orang yang produktif dengan waktunya. Ada 5 kunci yang dapat disingkat dalam kata TEKAD yaitu tujuan, eksekusi, kolaborasi, apresiasi, dan do'a.

Kunci pertama yaitu tujuan. Orang yang produktif tujuan hidupnya ingin memberi manfaat yang besar. Manfaat tersebut banyak yang menikmati dan dalam waktu yang lama. Tujuan hidup untuk ibadah kepada Allah. Semua aktivitas bernilai pahala agar bisa masuk surga. Tujuan itu kemudian diturunkan dalam target yang spesifik, terukur, realistis dan berbatas waktu. 

Kunci kedua yaitu eksekusi yang terencana dan well prepared, sehingga bisa dijalankan secara efisien dalam biaya, waktu dan sumber daya lainnya. Hidup yang terencana akan jauh dari buang-buang waktu. Agenda kerja padat dari pagi, siang, sore bahkan kadang hingga malam hari. Tidak akan membiarkan waktunya digunakan untuk hal yang tidak berguna. Waktunya akan digunakan untuk mencapai tujuan dan targetnya.

Waktunya akan digunakan untuk 5B jenis aktivitas harian yaitu beribadah, belajar, bekerja, berkarya, dan berbagi. Jelas target ibadah hariannya. Target belajar, bekerja dan berkarya. Juga tidak lupa untuk berbagi baik materi atau non materi. Kelima jenis aktivitas itu semua positif dan manfaat.

Kunci ketiga yaitu kolaborasi atau kerja sama. Tidak ada manusia yang bisa melakukan segalanya sendirian. Pasti butuh bantuan dari orang lain. Kolaborasi akan berjalan jika ada komunikasi, kepedulian dan kepercayaan. Agar target yang ingin diraih dapat tercapai, perlu disampaikan ke orang lain. Harapannya bisa dibantu dan bekerja sama. Tentu saja itu akan terwujud jika ada peduli dan saling percaya.

Kunci keempat yaitu apresiasi. Apresiasi dimaknai penghargaan dan rasa syukur. Syukur kepada Allah atas nikmat waktu dan potensi yang dimiliki. Wujud syukurnya dengan utilisasi dan optimalisasi nikmat tersebut kepada hal yang bermanfaat. Juga syukur atas segala pencapaian dengan mengapresiasi diri sendiri dan orang lain. Tentu juga berterima kasih kepada Pencipta atas segala capaian sekecil apapun.

Kunci kelima yaitu do'a. Manusia sadar dirinya lemah. Selalu ada hal yang di luar kuasa dan kemampuannya. Manusia tugasnya berusaha dan berikhtiar dengan maksimal. Jika sudah dilakukan jangan lupa berdo'a kepada Allah agar diberikan yang terbaik. Jika menghadapi masalah yang berat dan rumit jangan lupa berdo'a kepada Allah agar diberikan kekuatan, petunjuk dan solusi menghadapi dan mengatasinya.

Semoga dengan lima kunci di atas yaitu TEKAD (tujuan, eksekusi, kolaborasi, apresiasi, do'a) kita dapat menjalani hidup yang penuh berkah dan manfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Dapat menjadi manusia yang bersyukur. Menggunakan waktu yang Allah berikan dengan mengumpulkan bekal dan pahala untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Selamat mencoba.

Makassar, 4 November 2024


Salam
Pengurus

Tugas Pemimpin (27/10/2024)

Oleh: Syamril 

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Menurut Achievement Consulting (2017) tugas pemimpin itu ada 4. Pertama, mengelola diri sendiri (manage oneself). Agar dapat memimpin diri sendiri seorang pemimpin harus bersifat shiddiq yang artinya benar. Orang yang benar memiliki dua ciri yaitu iman dan integritas. Jika pemimpin punya iman maka ada rasa takut kepada Allah. Dampaknya dia tidak akan melakukan penyimpangan dan penyalahgunaan jabatan. 

Ciri kedua yaitu integritas. Ada dua tanda orang yang berintegritas yaitu suci dan sesuai. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Juga kesesuaian antara pikiran, perkataan dan perbuatan. Apa yang dijanjikan akan ditunaikan. Apa yang dikatakan sesuai kenyataan. Pemimpin yang punya integritas akan jujur dan adil dalam memimpin.  

Tugas kedua dari pemimpin yaitu berfikir. Untuk itu pemimpin hendaknya fathonah yang artinya pintar atau cerdas. Pemimpin yang pintar akan berpikir dengan tepat, cepat dan cermat. Ada dua keterampilan berpikir yang harus kuat yaitu problem solving dan decision making. 

Pemimpin pasti menghadapi banyak masalah. Untuk itu harus dapat berpikir kritis, kreatif, analitis, dan sintesis untuk mencari solusi yang tepat. Setelah itu harus mengambil keputusan. Menimbang mana yang terbaik dari berbagai pilihan. Pemimpin harus mampu melakukan optimasi dan mitigasi dampak dari keputusan yang akan diambil. 

Tugas ketiga dari pemimpin yaitu mengelola pekerjaan (manage task). Pemimpin harus bersifat amanah agar tugas tuntas dan kelar. Ada dua kompetensi dalam mengelola tugas yaitu business acumen dan strategic execution. 

Business acumen yaitu paham dan menguasai bidang kerjanya. Tahu bisnis proses dan lika liku bidang tugasnya. Strategic execution terkait kemampuan mengeksekusi apa yang direncanakan. Keberhasilan akan diraih jika rencana yang disusun dijalankan secara efektif dan efisien.

Tugas keempat dari pemimpin yaitu mengelola tim (manage people). Pemimpin harus bersifat tabligh. Social skill nya bagus,  mentalnya tegar dalam menghadapi orang lain. Ada dua kompetensi agar dapat mengelola tim dengan baik yaitu communication and team building. 

Komunikasi yaitu mampu menyampaikan ide, perintah, negosiasi, dan mediasi dengan baik. Kemampuan kedua yaitu team building. Mampu membangun tim yang kompak, sinergi, senasib sepenanggungan, bahu membahu dalam bekerja.

Semoga kita semua yang mendapat amanah sebagai pemimpin dapat menjalankan tugas dengan baik. Mampu mengelola diri sendiri, berpikir, mengelola pekerjaan, dan mengelola tim. Tugas akan mudah dijalankan jika pemimpin bersifat benar, pintar, kelar dan tegar. 

Benar karena punya iman dan integritas. Pintar karena dapat memecahkan masalah dan mengambil keputusan dengan tepat, cepat dan cermat. Kelar karena paham lika liku pekerjaan dan dapat mengeksekusinya. Tegar karena mampu komunikasi dan membangun tim dengan baik.

Makassar, 27 Oktober 2024


Salam
Pengurus

Ujian Jabatan (20/10/2024)

Oleh: Syamril 

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Mulai 20 Oktober 2024 bangsa Indonesia memiliki Presiden dan Wakil Presiden baru untuk periode 2024 - 2029. Berlanjut pada tanggal 21 Oktober 2024 pelantikan Menteri, Wakil Menteri dan Pejabat selevel menteri. Besar harapan agar para pejabat baru bisa menjalankan tugas dengan baik. Tulisan ini mencoba mengulas apa saja ujian jabatan sebagai pengingat untuk diri sendiri dan bagi siapa saja yang diberi tugas sebagai pejabat.

Tantangan pertama seorang pejabat adalah menghadapi diri sendiri. Akan muncul rasa bangga yang berlebihan apalagi banyak ucapan selamat dan pujian. Tidak banyak orang yang menduduki posisi tersebut. Merasa istimewa karena ada fasilitas khusus, pelayanan prioritas, penghormatan dan lainnya.

Pejabat juga punya wewenang, kendali kekuasaan dan anggaran. Selama ini tanda tangan tidak menjadi keputusan penting. Sekarang bisa menentukan nasib orang lain, masa depan organisasi dan bangsa. Sebuah SK, titah, perintah sangat bertuah. Semua bawahan sigap menjalankan dan kurang peduli apakah itu tepat atau tidak, benar atau salah. 

Kondisi ini sangat menggoda untuk terjebak dalam penyalahgunaan kekuasaan. Terjebak dalam konflik kepentingan. Seharusnya mendahulukan kepentingan rakyat. Karena godaan kekuasaan akhirnya mendahulukan kepentingan pribadi, keluarga dan kolega. Apalagi ada peluang untuk memperkaya diri di balik sebuah keputusan. Juga ada celah yang bisa disiasati. 

Menghadapi itu semua caranya menggali ke dalam diri. Tanyakan apa intention, niat, motivasi dan tujuan jadi pemimpin atau pejabat. Hati-hati jika motivasi dan tujuannya untuk kepentingan pribadi dan status sosial. Akan mudah terjebak dalam penyimpangan dan penyalahgunaan. Peluang terbuka luas dan lebar. Ada niat dan kesempatan. Juga ada wewenang dan kekuasaan 

Naikkan niat, motivasi dan tujuan kepada level kehormatan, pembuktian dan kontribusi. Menjadi pemimpin dan pejabat publik adalah kehormatan. Bukan dari status sosialnya saja tapi kehormatan karena diberi kesempatan berbuat untuk bangsa. Kehormatan untuk membuktikan kemampuan mengatasi masalah besar bangsa. 

Kehormatan untuk berkontribusi yang terbaik demi kemajuan bangsa. Kehormatan karena diberi kesempatan meninggalkan legacy, warisan kebaikan, kenangan dan teladan untuk generasi sekarang dan masa datang. Jika ada pada level ini maka akan terjaga dari berbagai penyimpangan. Ada harga diri yang dijaga melalui prestasi dan kinerja. Ada motivasi menjadi yang terbaik melalui kontribusi. Bahagia karena memberi, bukan menerima.

Tentu akan lebih terjaga lagi jika niat, tujuan dan motivasinya pada level spiritual dan ibadah. Didasari kata demi Allah seperti ucapan umum pada sumpah jabatan. Kata demi Allah mengingatkan bahwa jabatan itu titipan dari Allah yang bersifat sementara. Titipan, amanah dan tugas yang akan dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat. 

Jika ingin lulus pertanggungjawaban maka harus didasari iman takwa, profesional dan berintegritas. Iman takwa membuatnya berhati-hati karena yakin Allah Maha Mengawasi. Profesional membuatnya bekerja efektif, efisien, kreatif, inovatif, solutif untuk meraih keunggulan. Bekerja keras, cerdas, ikhlas, tuntas, mawas dan antusias.

Berintegritas membuatnya bekerja dengan jujur dan amanah, sejalan pikiran, perkataan dan perbuatan. Apa yang dijanjikan berusaha dijalankan. Membangun keterbukaan tak ada kebohongan, kepalsuan dan pencitraan. Membangun partisipasi melalui musyawarah, menampung aspirasi dan pikiran berbeda untuk mencari solusi dan jalan yang terbaik. Membangun teamwork dan sinergi demi aktif bersama membangun bangsa.

Selamat mengemban amanah kepada seluruh pemimpin dan pejabat baru negara. Harapan besar rakyat Indonesia ada di pundak Bapak/Ibu semua. Buatlah rakyat bahagia dan Anda pun juga bahagia karena banyak memberi bukan menerima. Bahagia karena berkontribusi untuk bangsa. Bahagia karena meraih pahala ibadah sosial dan amal jariah untuk dunia dan akhirat. Selamat bekerja. Semoga Allah senantiasa meridhai. Aamiin. 

Makassar, 20 Oktober 2024


Salam
Pengurus

Growth Mindset (13/10/2024)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Berbicara tentang mindset maka rujukan utamanya adalah buku Mindset: The New Psychology of Success karya Caroll S Dweck (2006), Professor Psikologi dari Stanford University. Penelitian yang menjadi dasar buku ini dimulai pada awal tahun 1970-an. Dalam buku ini, Dweck menjelaskan bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh pola pikirnya, bukan oleh kecerdasan, bakat, atau pendidikan. Dweck juga membedakan dua jenis pola pikir, yaitu fixed mindset dan growth mindset.

Buku ini mendeskripsikan 9 bagian untuk membedakan growth and fixed mindset yaitu intelligences (kecerdasan), desire (keinginan), evaluation of situations, dealing with setbacks (menghadapi kemunduran),  challenges (menghadapi tantangan), effort (usaha), criticism (sikap terhadap kritik), success of others (kesuksesan orang lain), dan results (sikap terhadap hasil). 

Terkait intelligences (kecerdasan) growth mindset percaya bahwa kecerdasan, keterampilan, sikap, kepribadian dan karakter dapat dikembangkan. Berbeda dengan fixed mindset yang percaya bahwa segalanya sudah tetap atau fix, tidak bisa berkembang lagi. Orang yang memiliki growth mindset, tidak langsung menvonis dirinya sebagai orang yang bodoh jika tidak mampu melakukan sesuatu. Dia akan berusaha belajar dan mengembangkan diri melalui training, mentoring, coaching dan magang.

Pada bagian desires (keinginan), fixed mindset ingin terlihat pandai di setiap situasi dan terus menerus membuktikan diri. Berbeda dengan growth mindset. Mereka ingin regangkan diri, ambil resiko dan belajar. "Berikan saya tantangan!", ucapnya. 

Evaluasi terhadap situasi, fixed midset dipenuhi oleh pikiran "akankah saya sukses atau gagal?". "Akankah saya terlihat pintar atau bodoh?" Karena pikiran itu akhirnya dia tidak berani bertanya, berpendapat dan bertindak. Bagi growth mindset pikirannya adalah "akankah situasi ini mengizinkan saya untuk bertumbuh?" "Akankah situasi ini membantu saya mengatasi beberapa dari tantangan yang saya hadapi?" 

Menghadapi challenges (tantangan) fixed mindset menghindari tantangan dan mudah menyerah. Growth mindset menerima tantangan dan gigih menghadapi kemunduran. 

Sikap terhadap usaha fixed mindset berkata "mengapa harus repot? Usaha ini tidak akan mengubah apapun". Growth mindset meyakini bahwa bertumbuh dan belajar membutuhkan usaha. Berani mencoba belajar hal baru. Tidak takut gagal karena itu menjadi pembelajaran.

Sikap terhadap kritik fixed mindset mengabaikan kritik yang membangun. Kadang marah jika dikritik. Bawa perasaan dan menganggap sebagai serangan personal. Growth mindset belajar dari kritikan. "Bagaimana saya bisa memperbaiki kualitas diri?", ujarnya. Belajar dari kritikan untuk memperbaiki diri. Berani membuka ruang dialog. Berani untuk dinilai oleh orang lain.

Melihat success of others (kesuksesan orang lain), orang yang memiliki growth mindset dapat menemukan pelajaran dan inspirasi dari kesuksesan orang lain. Berbeda dengan orang yang fixed mindset. Biasanya merasa terancam dengan kesuksesan orang lain. Pikirannya adalah "jika Anda sukses maka saya gagal". 

Sikap terhadap hasil, fixed midset itu cepat puas, mencapai lebih sedikit dari potensi penuh yang dimiliki. Sedangkan growth mindset berusaha menggapai prestasi setinggi-tingginya. Ibarat pendaki gunung, ingin tiba di puncak. 

Mari evaluasi mindset dengan memeriksa 9 aspek di atas: kecerdasan, keinginan, evaluasi terhadap situasi, menghadapi kemunduran, tantangan, usaha, kritikan, sukses orang lain, dan hasil. Mari asah diri menjadi pribadi yang berpola pikir bertumbuh (growth mindset). Jika masih ada fixed mindset dalam diri, segera analisis penyebabnya dan cari solusi yang tepat agar bisa hijrah dan move on ke growth mindset.

Makassar, 13 Oktober 2024


Salam
Pengurus

Vitamin Syukur (06/10/2024)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Penelitian tentang dampak vitamin syukur terhadap kesehatan dilakukan di AS, Jepang dan Kanada. Beberapa orang penderita sakit jantung diminta berterima kasih setiap hari kepada orang-orang yang telah berbuat baik kepadanya. Setelah 14 hari hasilnya menakjubkan. Terjadi penurunan sel marker indikator sakit otot jantung. Pada penelitian lain dilakukan selama 21 hari. Dampaknya bersyukur membuat lebih cerdas. Juga gelombang otak dominan pada Alpha yang memberikan ketenangan hidup dan berpikir lebih kreatif.

Cerita di atas disampaikan oleh dr. Asep Hermana pada acara MQ Pagi Sabtu 5 Oktober 2024. Meskipun dampak syukur demikian besar, pada kenyataannya kebanyakan manusia tidak bersyukur. Allah mengatakan dalam al Qur'an "sangat sedikit di antara hamba Ku yang mau bersyukur" (Q.S. Saba': 13). Bahkan di Q.S Ar Rahman diulang 31 kali ayat yang berbunyi "maka nikmat Tuhan Mu yang manakah yang engkau dustakan?" 

Ada dua kondisi manusia yaitu jarang bersyukur dan sulit bersyukur. Kondisi pertama yaitu jarang bersyukur. Apa penyebab manusia jarang bersyukur? Menurut dr. Asep Hermana manusia jarang bersyukur karena merasa tidak diberi nikmat. Dia menganggap apa yang dinikmatinya itu hal yang biasa dan wajar. Saat duduk santai dapat menghirup oksigen dengan baik, itu biasa dan wajar karena setiap hari juga demikian. Dapat melihat, berjalan, berbicara dan sebagainya juga dianggap hal yang biasa.

Agar dapat merasa diberi nikmat oleh Allah, menurut dr. Asep Hermana ada tiga cara. Pertama, melalui ilmu. Mengetahui bagaimana mekanisme manusia bernafas dengan paru-paru, melihat dengan mata, berjalan dengan kaki dan lain sebagainya. Jika tahu hal tersebut demikian rumit melalui proses yang luar biasa maka manusia akan mudah merasakan Allah memberinya nikmat yang sangat besar.

Cara kedua, simulasikan apa yang terasa jika nikmat itu hilang. Coba lakukan saat bangun pagi tutup mata sehingga tidak bisa melihat. Bagaimana rasanya berjalan,  membuka pintu kamar mandi, mencari sikat dan pasta gigi dan melakukan aktivitas rutin lain di pagi hari. Apa sulit atau mudah? Tentu saja sulit. Itu baru satu nikmat yang disimulasikan hilang. Bagaimana jika juga tidak bisa berjalan? Tentu lebih sulit lagi.

Cara ketiga, mendapatkan musibah secara nyata bukan lagi simulasi. Tiba-tiba sakit sehingga sesak nafas dan harus pakai tabung oksigen dan ventilator seperti saat Covid-19 lalu. Jatuh dan cedera sehingga tidak bisa berjalan. Hanya bisa berbaring di tempat tidur. Saat hal itu terjadi maka pasti terasa bahwa selama ini Allah memberikan nikmat yang banyak. Akan mudah bersyukur apalagi saat kembali sehat seperti sedia kala.

Kondisi kedua yaitu sulit bersyukur. Apa penyebabnya? Menurut dr. Asep Hermana, penyebab manusia sulit bersyukur karena gagal atau salah fokus. Jika sakit gigi maka fokusnya pada gigi yang sakit. Tentu saja akan merasa sangat menderita. Bagaimana caranya agar tidak merasa menderita dan bisa bersyukur?

Geser fokus dari negatif ke positif. Allah memberi gigi sebanyak 32. Jadi hanya 1 gigi yang sakit. Masih ada 31 gigi yang sehat. Fokus kepada gigi yang sehat dan syukurilah itu. Dalam diri manusia ada banyak organ dan sistem. Ada sistem pernafasan, syaraf, motorik, dan lainnya. Bukan hanya pencernaan. Lihatlah organ dan sistem tubuh lain yang masih sehat.  Syukurilah itu. 

Dengan cara menggeser fokus pikiran maka akan memudahkan untuk bersabar bahkan bisa bersyukur atas musibah sakit yang dihadapi. Apalagi jika bisa menggali hikmahnya. Penyakit sebagai sinyal agar tidak zhalim kepada tubuh dengan cara istirahat yang cukup. Penyakit dapat menggugurkan dosa. Penyakit bisa jadi jalan untuk taubat. Serta banyak hikmah lain yang akhirnya membuat manusia bersyukur.

Mari bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Jangan pandang besar kecilnya. Tapi lihatlah siapa yang memberi nikmat. Dialah Allah yang Maha Pengasih dan  Maha Penyayang.  Banyaklah berterima kasih kepada sesama atas pemberian dan bantuan. Juga banyaklah membantu sesama sebagai bukti syukur kepada Allah. Syukur tidak hanya hati dan ucapan tapi juga tindakan. Gunakan nikmat untuk tindakan yang bermanfaat.

Makassar, 5 Oktober 2024


Salam
Pengurus

Tombol Motivasi  (28/09/2024)

Oleh: Syamril 

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Menurut Irfan Amali, pada acara Workshop Disiplin Positif di Athirah 13 September 2024 lalu, ada 10 tombol motivasi internal yang dapat membuat  seseorang melakukan sesuatu secara sukarela. 

Tombol pertama yaitu kesenangan (joy).  Contoh umum yaitu orang-orang yang punya hobby melakukannya karena kesenangan.

Tombol kedua yaitu kebutuhan (need). Orang yang lapar dan haus tidak usah dipaksa akan makan dan minum secara sukarela. Bahkan di bulan Ramadhan menunggu waktu berbuka puasa. 

Tombol ketiga yaitu kebanggaan (pride). Seseorang akan siapkan diri dengan baik jika diminta tampil di atas panggung untuk acara yang dihadiri oleh pejabat atau tokoh besar. Ada kebanggaan dengan tugas itu. 

Tombol keempat yaitu manfaat (benefit). Sebelum melakukan sesuatu umumnya muncul pertanyaan "apa manfaatnya bagiku?" Jika ada manfaatnya akan dilakukan meski harus berkorban waktu, tenaga dan harta. 

Tombol kelima yaitu ingin tahu (curiosity). Anak kecil berani mencoba sesuatu karena didorong oleh rasa ingin tahu. Orang dewasa juga demikian. Akan lebih semangat jika ada rasa penasaran.

Tombol keenam yaitu tantangan (challenge). Lihatlah di permainan baik offline atau games online, ada level atau tingkat kesulitan. Semakin tinggal levelnya akan semakin sulit. Manusia senang diberi tantangan. Akan terdorong melakukan  sesuatu meskipun sulit karena merasa tertantang.

Tombol ketujuh yaitu minat (passion). Lihatlah seniman yang bekerja karena passion. Sesuai minat dan panggilan hati yang terdalam. Akan membuat karya seni terbaik dengan kreatif, tekun tak kenal lelah karena passion. 

Tombol kedelapan yaitu keyakinan (belief). Mahalnya biaya ibadah haji. Sulitnya manasik haji apalagi di musim panas. Namun jutaan orang Islam yang melaksanakannya. Semua karena keyakinan bahwa haji perintah dari Allah yang balasannya surga.

Tombol kesembilan yaitu tujuan (purpose). Ibarat perjalanan jika punya tujuan jelas tentu akan dijalani dengan semangat. Demikian pula hidup dan pekerjaan. Jika tujuan perusahaan sesuai dengan tujuan hidup karyawan maka pasti karyawan akan bekerja dengan penuh semangat.

Tombol kesepuluh yaitu makna (meaning). Apa yang dilakukan bermanfaat dan berarti bagi orang lain. Lihatlah para sukarelawan. Mereka bekerja tanpa pamrih karena merasa hidupnya berarti dan bermakna karena menolong orang lain.

Itulah 10 tombol motivasi internal. Dapat dikelompokkan dalam 3 kluster. Motivasi rasional yaitu BM (butuh, manfaat). Motivasi emosional yaitu SBM (suka, bangga, minat). Motivasi rasio-emosional yaitu PT (penasaran, tantangan). Motivasi spiritual yaitu MTK (makna, tujuan, keyakinan). 

Silakan periksa kluster motivasi apa yang banyak anda gunakan. Silakan periksa berapa kluster dan tombol yg aktif dalam hidup Anda. Semakin banyak yang aktif maka seseorang akan melakukan sesuatu dengan penuh semangat. 

Usahakan selalu aktifkan kluster motivasi spiritual MTK yaitu makna, tujuan, dan keyakinan. Maknai segalanya sebagai ibadah. Tujuannya memberi manfaat. Yakini semua sebagai bekal hingga ke akhirat. 

Makassar, 28 September 2024


Salam
Pengurus

4 Ethos, 4 Jusuf (14/09/2024)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah / Rektor  Institut Teknologi & Bisnis  Kalla)

Senin 2 September 2024 berlokasi di Hotel Unhas Makassar diadakan seminar Internasional "Prinsip dan Karakter Bugis Makassar: 4 Ethos, 4 Jusuf". Membahas 4 Jusuf (Syekh Yusuf, Jenderal Jusuf, Baharuddin Jusuf Habibie, Jusuf Kalla) dikaitkan dengan kepemimpinan. Etos kepemimpinan diambil dari konsep Bugis sulapa' eppa dengan empat ciri pemimpin yaitu macca na malempu', warani na magetteng (pandai dan jujur, berani dan teguh bertindak).

Etos pertama yaitu macca artinya pandai, cerdas, pintar. Pemimpin yang macca paham masa lalu, kini dan masa datang.  Paham sejarah bangsanya. Paham kondisi sosiologis masyarakatnya. Paham masalah yang  dihadapi dan mampu mencari solusinya. Punya visi dan impian masa depan dan tahu strategi mewujudkannya. Tentu juga memiliki wawasan yang luas dan cara pandang yang multi perspektif.

Kepintaran bisa dilihat dari tingkat pendidikan, karya intelektual, ide-ide brilian, dan inovasi.  Syekh Yusuf seorang ulama' yang 20 tahun menuntut ilmu agama. Menghasilkan puluhan kitab keislaman. Jenderal Jusuf mengikuti pendidikan militer sampai ke AS. Peletak dasar konsep manunggal ABRI dan rakyat. B.J. Habibie dikenal sebagai Mr. Crack di industri pesawat terbang. Jusuf Kalla diakui inovasinya seperti konversi minyak tanah ke gas. Juga memiliki banyak gelar Doktor Honoris Causa dari dalam dan luar negeri.

Etos kedua yaitu warani yang artinya berani. Pintar tidak cukup. Pemimpin juga harus berani. Memiliki visi dan pemikiran yang brilian hanya akan di atas kertas jika tidak punya keberanian. Berani menyampaikan gagasannya ke orang lain. Berani berdebat dan beradu argumen. Berani menjalankan idenya menjadi aksi nyata. Berani menghadapi segala masalah, tantangan dan halangan. Berani menghadapi tekanan dan godaan.

Syekh Yusuf berani menghadapi penjajah Belanda di Gowa dan Banten. Dibuang ke Srilangka masih berani berjuang. Diasingkan ke Afrika Selatan masih juga berjuang. Jenderal Jusuf juga berani masuk keluar hutan memimpin perang. BJ. Habibie berani menghadapi ancaman dan tekanan saat awal reformasi. Jusuf Kalla berani masuk ke kawasan konflik untuk melakukan perdamaian.

Etos ketiga yaitu magetteng yang artinya teguh dan pantang menyerah. Memiliki daya tahan tinggi ibarat pelari marathon. Terus berusaha sampai berhasil. Jika berjuang, pantang mundur sebelum menang atau kalah sebagai pahlawan. Jika bekerja teguh menjalankan program sampai berhasil. 

Sosok Syekh Yusuf sangat istimewa keteguhannya. Beliau diakui oleh dua negara yaitu Indonesia dan Afrika Selatan sebagai Pahlawan Nasional. B.J. Habibie pantang menyerah membangun industri dirgantara di Indonesia. Jenderal Jusuf teguh dalam membangun tentara yang unggul dan meningkatkan kesejahteraan prajurit ABRI. Jusuf Kalla teguh di bidang perdamaian, sosial, dan keagamaan hingga kini.

Etos keempat yaitu malempu' yang artinya lurus dan jujur. Orang yang malempu' menempuh jalan hidup yang  benar. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Niatnya suci dan bersih untuk kepentingan rakyat. Tindakannya benar tidak melanggar aturan agama dan negara. Perkatannya jujur sesuai kenyataan. Janjinya ditepati, amanah sesuai perkataan dan perbuatan.

Syekh Yusuf pasti malempu' karena berjuang melawan penjajah Belanda. Apalagi beliau ulama yang paham agama. Jenderal Jusuf sosok pejabat yang anti sogokan, dan penyalahgunaan jabatan. BJ. Habibie sampai akhir masa jabatan tidak ada kasus korupsi dan tetap dihormati hingga akhir hayat. Jusuf Kalla juga demikian. Lepas dari Wapres tetap di jalan agama, sosial dan perdamaian.

Itulah 4 ethos kepemimpinan Bugis Makassar yaitu macca (pintar), warani (berani), magetteng (teguh) dan malempu' (lurus dan jujur). Semoga 4 sosok Jusuf yang jadi tokoh bahasan dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua yang memegang amanah sebagai pemimpin. Juga pedoman bagi rakyat yang akan memilih pemimpin di kabupaten, kota dan provinsi.


Salam
Pengurus

Hidup yang PSBB  (18/07/2024)

Oleh: Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah)

Saat awal pandemi covid melanda, Pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Dalam hidup ada akronim lain dari PSBB yang harus diperjuangkan. Apa itu? Produktif, Sejahtera, Bahagia dan Berkah. Inilah 4 ciri-ciri yang menjadi idaman setiap orang. Demi meraih keempatnya manusia rela berkorban waktu, tenaga, pikiran dan perasaan. 

Ciri pertama manusia yang PSBB yaitu produktif. Tiap manusia diberi potensi,  waktu dan sumber daya lainnya. Ukuran keberhasilan dalam memanfaatkan itu semua adalah produktivitas. Dengan waktu yang sama 24 jam ada orang yang sangat produktif, mampu menyelesaikan banyak permasalahan, menuntaskan banyak pekerjaan, berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Ada juga yang tidak menghasilkan apa-apa. Waktu berlalu tanpa arti, hasil dan makna.

Apa kunci agar bisa produktif dalam hidup? Menurut Mohammad Faris dalam bukunya Muslim Produktif menyebutkan ada tiga kunci produktif yaitu fokus, energi dan waktu. Fokus terkait dengan pikiran dan konsentrasi. Jika dalam aktivitas pikiran bercabang, negative thinking, pesimis dan lainnya maka akan sulit untuk fokus. 

Bagaimana agar bisa fokus? Miliki pikiran positif, jauhi buruk sangka, iri, dengki, jauhkan diri dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi, dan minimalkan multitasking dalam satu waktu. Di era digital ini multitasking seolah-olah menjadi gaya hidup. Seolah-olah lebih produktif padahal secara mental dan pikiran itu tidak sehat. Selain itu jika pikiran sudah jenuh, maka berhentilah sementara. Lakukan refreshing dan rekreasi. 

Kunci produktif lainnya yaitu energi dan waktu. Energi diperoleh dengan cara istirahat, olahraga dan nutrisi. Tidur yang cukup 6-8 jam sehari, olahraga teratur dan makan makanan bergizi seimbang. Waktu dikelola dengan prioritas pada pekerjaan yang penting sesuai tujuan. Hindari hal yang tidak penting, sia-sia apalagi maksiat. Kelola waktu agar tidak banyak masuk pada hal yang genting dan deadline.

Ciri kedua dari hidup yang PSBB yaitu sejahtera. Jika dimaknai secara sempit maka ini terkait dengan materi, harta atau uang. Materi diperoleh melalui nilai tambah (added value) dan penciptaan nilai (value creatiion). Nilai tambah bisa karena waktu dan tempat. Telur dari Sidrap dibawa ke Makassar maka harga akan lebih mahal. Telur dijual pada bulan Maulid Nabi juga lebih  tinggi harganya. Value creation dapat diperoleh melalui inovasi dan kreativitas. Telur yang sudah diolah menjadi kue, diberi merek khusus, packing yang menarik maka harganya pasti lebih mahal.

Tentu dalam hidup uang bukan jadi tujuan tapi sebagai alat atau sarana kebaikan. Uang akan bermanfaat jika berada pada orang yang tepat. Orang yang meletakkan uang pada tangannya bukan pada hatinya. Orang yang menjadikan uang sebagai jalan berbagi kebaikan dan menebar manfaat. Orang yang hati-hati mencari uang sehingga terhindar dari menghalalkan segala cara.

Ciri ketiga dari hidup yang PSBB yaitu bahagia. Ini dapat diraih jika kita menginginkan apa yang diraih, bukan hanya meraih apa yang diinginkan. Artinya ada rasa syukur dalam hati pada apa yang dimiliki. Bahagia ada tiga level yaitu personal, sosial dan spiritual. Bahagia personal melalui syukur, sabar dan sederhana. Bahagia sosial melalui berbagi, mencintai dan memaafkan. Bahagia spiritual melalui tawakkal kepada Allah.

Ciri keempat dari hidup yang PSBB yaitu berkah atau manfaat yang banyak. Harta, jabatan, ilmu, keluarga, teman, waktu dan apapun nikmat yang Allah anugrahkan tidak ada yang disia-siakan. Semuanya memberi manfaat pada diri sendiri, keluarga, masyarakat. Keberkahan juga ditandai dengan ketenangan dalam hidup karena harta, jabatan dan lainnya diperoleh dengan cara yang baik dan benar. Tidak melanggar norma-norma dan syariat agama, etika masyarakat dan peraturan negara. Tetap menjunjung integritas dan kejujuran. Jauh dari tipu daya, pencurian, menghalalkan segala cara dan mengorbankan orang lain.

Mari jalani hidup yang PSBB. Hidup yang produktif, sejahtera, bahagia dan berkah. Semoga dengan itu semua tercipta masyarakat yang adil dan makmur lahir dan batin.


Salam
Pengurus

Hidup yang PSBB  (18/07/2024)

Oleh: Syamril

Direktur Sekolah Islam Athirah

 

Saat awal pandemi covid melanda, Pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Dalam hidup ada akronim lain dari PSBB yang harus diperjuangkan. Apa itu? Produktif, Sejahtera, Bahagia dan Berkah. Inilah 4 ciri-ciri yang menjadi idaman setiap orang. Demi meraih keempatnya manusia rela berkorban waktu, tenaga, pikiran dan perasaan. 

Ciri pertama manusia yang PSBB yaitu produktif. Tiap manusia diberi potensi,  waktu dan sumber daya lainnya. Ukuran keberhasilan dalam memanfaatkan itu semua adalah produktivitas. Dengan waktu yang sama 24 jam ada orang yang sangat produktif, mampu menyelesaikan banyak permasalahan, menuntaskan banyak pekerjaan, berkarya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Ada juga yang tidak menghasilkan apa-apa. Waktu berlalu tanpa arti, hasil dan makna.

Apa kunci agar bisa produktif dalam hidup? Menurut Mohammad Faris dalam bukunya Muslim Produktif menyebutkan ada tiga kunci produktif yaitu fokus, energi dan waktu. Fokus terkait dengan pikiran dan konsentrasi. Jika dalam aktivitas pikiran bercabang, negative thinking, pesimis dan lainnya maka akan sulit untuk fokus. 

Bagaimana agar bisa fokus? Miliki pikiran positif, jauhi buruk sangka, iri, dengki, jauhkan diri dari hal-hal yang mengganggu konsentrasi, dan minimalkan multitasking dalam satu waktu. Di era digital ini multitasking seolah-olah menjadi gaya hidup. Seolah-olah lebih produktif padahal secara mental dan pikiran itu tidak sehat. Selain itu jika pikiran sudah jenuh, maka berhentilah sementara. Lakukan refreshing dan rekreasi. 

Kunci produktif lainnya yaitu energi dan waktu. Energi diperoleh dengan cara istirahat, olahraga dan nutrisi. Tidur yang cukup 6-8 jam sehari, olahraga teratur dan makan makanan bergizi seimbang. Waktu dikelola dengan prioritas pada pekerjaan yang penting sesuai tujuan. Hindari hal yang tidak penting, sia-sia apalagi maksiat. Kelola waktu agar tidak banyak masuk pada hal yang genting dan deadline.

Ciri kedua dari hidup yang PSBB yaitu sejahtera. Jika dimaknai secara sempit maka ini terkait dengan materi, harta atau uang. Materi diperoleh melalui nilai tambah (added value) dan penciptaan nilai (value creatiion). Nilai tambah bisa karena waktu dan tempat. Telur dari Sidrap dibawa ke Makassar maka harga akan lebih mahal. Telur dijual pada bulan Maulid Nabi juga lebih  tinggi harganya. Value creation dapat diperoleh melalui inovasi dan kreativitas. Telur yang sudah diolah menjadi kue, diberi merek khusus, packing yang menarik maka harganya pasti lebih mahal.

Tentu dalam hidup uang bukan jadi tujuan tapi sebagai alat atau sarana kebaikan. Uang akan bermanfaat jika berada pada orang yang tepat. Orang yang meletakkan uang pada tangannya bukan pada hatinya. Orang yang menjadikan uang sebagai jalan berbagi kebaikan dan menebar manfaat. Orang yang hati-hati mencari uang sehingga terhindar dari menghalalkan segala cara.

Ciri ketiga dari hidup yang PSBB yaitu bahagia. Ini dapat diraih jika kita menginginkan apa yang diraih, bukan hanya meraih apa yang diinginkan. Artinya ada rasa syukur dalam hati pada apa yang dimiliki. Bahagia ada tiga level yaitu personal, sosial dan spiritual. Bahagia personal melalui syukur, sabar dan sederhana. Bahagia sosial melalui berbagi, mencintai dan memaafkan. Bahagia spiritual melalui tawakkal kepada Allah.

Ciri keempat dari hidup yang PSBB yaitu berkah atau manfaat yang banyak. Harta, jabatan, ilmu, keluarga, teman, waktu dan apapun nikmat yang Allah anugrahkan tidak ada yang disia-siakan. Semuanya memberi manfaat pada diri sendiri, keluarga, masyarakat. Keberkahan juga ditandai dengan ketenangan dalam hidup karena harta, jabatan dan lainnya diperoleh dengan cara yang baik dan benar. Tidak melanggar norma-norma dan syariat agama, etika masyarakat dan peraturan negara. Tetap menjunjung integritas dan kejujuran. Jauh dari tipu daya, pencurian, menghalalkan segala cara dan mengorbankan orang lain.

Mari jalani hidup yang PSBB. Hidup yang produktif, sejahtera, bahagia dan berkah. Semoga dengan itu semua tercipta masyarakat yang adil dan makmur lahir dan batin.


Salam
Pengurus

Manusia Kopi dan Covid (21/04/2020)

Syamril

Rektor Business Kalla School

Direktur Sekolah Islam Athirah

 

Ambil 3 buah panci berisi air. Pada panci pertama, masukkan beberapa buah wortel. Pada panci  kedua, masukkan beberapa butir telur. Pada panci ketiga, masukkan beberapa sendok bubuk kopi. Panaskan ketiganya selama 15 menit. 

Setelah itu amati isi dari ketiga panci tersebut. Apa yang terjadi? Pada panci pertama, wortel yang sebelumnya keras, berubah jadi empuk. Pada panci kedua, telur yang sebelumnya lunak di bagian dalamnya, berubah menjadi keras. Pada panci ketiga, bubuk kopi sudah menghilang. Tapi air panas sudah berubah warnanya dan mempunyai bau kopi yang sangat harum.

Apa maksud percobaan di atas? Analoginya air panas ibarat  masalah kehidupan. Wortel, telur dan kopi itu adalah tiga tipe manusia menghadapi masalah.

Bagaimana manusia menghadapi masalah? Ada manusia yang kalah seperti wortel. Awalnya kuat dan tegas.Tapi masalah kemudian mengubahnya menjadi lemah, kalah dan kehilangan harapan. Menyerah dan hilang semangat juang. 

Ada juga yang bertahan seperti telur. Awalnya rapuh dan lemah lalu masalah membuatnya matang dan tegar serta tahan banting. Namun masih untuk dirinya sendiri. 

Ada juga manusia pemenang seperti bubuk kopi. Air tidak mengubah bubuk kopi. Tapi bubuk kopi yang mengubah air. Air menjadi berubah karena adanya bubuk kopi. Masalah tidak mengganggunya. Malah dia bisa mengubah masalah menjadi peluang. 

Manusia tipe kopi ini membuat sesuatu yang baik dari masalah yang dihadapinya. Ia belajar pengetahuan dan skill baru. Ia tumbuh bersama masalah dan kemudian membuat dunia di sekelilingnya berubah menjadi lebih baik. Ia mewarnai lingkungan, bukan lingkungan yang mewarnainya. 

Wabah Covid-19 yang sekarang melanda memaksa kita belajar banyak hal. Mencoba bekerja di rumah, rapat dan belajar online. Saatnya nanti saat Covid mereda kita telah berubah menjadi new human untuk era new normal. 

Manusia tipe kopi melihat masalah sebagai lahan melakukan perbaikan. Masalah dan kesulitan adalah kesempatan untuk menjadi lebih kuat, lebih baik dan lebih mampu.

Manusia tipe kopi juga sangat percaya diri pada apa yang dikerjakannya, tidak mudah menyerah, sabar dan tetap bersemangat karena yakin bahwa Allah bersama orang-orang yang sabar. 

Era Covid dan menjelang Ramadhan akan menjadi training kehidupan, life university yang akan melatih kesabaran kita. Di tengah kesulitan kita tetap beribadah dan beramal saleh. Meningkatkan keimanan dan saling menguatkan semangat kesabaran. Serta tetap bersyukur atas segala keadaan.

Itulah manusia yang tidak merugi karena nikmat waktu digunakan untuk meningkatkan keimanan, amal saleh dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Selamat menyambut Ramadhan.

 


Salam
Pengurus

Menjadi Dokter (20/04/2020)

Syamril

Rektor Business Kalla School

 

Jam sudah menunjukkan pukul 21.09.  Di sebuah rumah sakit besar di  Makassar suasana masih ramai. Pasien masih banyak yang menunggu dokter datang. Ada juga yang menunggu dipanggil utk diperiksa. Luar biasa jam kerja dokter dan perawatnya. Dari pagi sampai malam.

 

Di sudut yang lain juga ada calon-calon dokter muda yang menunggu dosennya selesai memeriksa pasien untuk bimbingan atau urusan lainnya. Para calon dokter ini rela menunggu sampai malam. Saya menyimpulkan memang para dokter sudah terlatih untuk kerja keras sampai malam. Sejak mahasiswa sudah terbiasa sampai larut malam. Di saat yg sama mahasiswa jurusan lain sudah di tempat kostnya main game atau tidur. Mereka masih dalam suasana kuliah.

 

Itulah perjuangan para calon dokter. Setelah lulus kuliah masih lanjut dengan OJT selama dua tahun. Menjadi asisten dokter dan dikirim ke puskesmas untuk pengabdian di masyarakat. Setelah itu baru diperbolehkan buka praktek. Jika ingin jadi spesialis harus lanjut lagi kuliah.

 

Kondisi yang demikian berat. Tapi mengapa profesi dokter paling favorit di kalangan siswa SMA kelas 12 yang akan masuk Perguruan Tinggi. Apa alasannya? Apakah karena jelas pekerjaannya setelah lulus kuliah? Apakah karena gajinya besar sehingga gampang kaya raya? Atau ada alasan lain?

 

Kalau hanya karena banyak uangnya, rasanya masih ada profesi lain yg lebih menjanjikan kekayaan. Apalagi di era industri 4.0 sekarang ini. Seorang youtuber bisa berpenghasilan puluhan juta setiap hari. Lebih besar dari dokter.

 

Perlu ada alasan yang kuat untuk menjadi dokter selain karena uang. Harus ada mission and purpose. Misi berarti tugas suci dan mulia. Purpose berarti tujuan luhur dalam kehidupan.

 

Apa misi dan tujuan para dokter? Kata anak saya yang baru semester 4 di Fakultas Kedokteran Unpad, dosennya berpesan agar menjadi dokter niatnya karena ingin menolong orang. Bayangkan setiap hari berapa banyak orang yang sakit yang kemudian disembuhkan oleh Allah karena penanganan dokter.

 

Ajaran agama juga sangat menghargai mereka yang banyak menolong orang lain. Hadist Nabi yang populer yaitu "yang paling baik di antara kamu yang paling banyak bermanfaat untuk orang lain".

 

Lebih khusus lagi jika itu menyelamatkan jiwa orang lain. Firman Allah di Al Quran yang kira kira maknanya "menyelamatkan satu kehidupan manusia sama dengan menyelamatkan manusia seluruhnya".

 

Terbayang bagaimana perjuangan para dokter dan perawat di bulan-bulan ini karena wabah virus Corona khususnya di daerah yang banyak pasien seperti di China. Mereka sampai sulit waktu makan, minum dan istirahat karena harus melayani pasien. Jika tidak kuat bisa juga tertular sampai ada yang meninggal. 

 

Penderita yang terkena virus corona memang banyak yang meninggal. Tapi lebih banyak juga yang berhasil diselamatkan. Ada sekitar 90%. Itulah hasil perjuangan karena dorongan misi dan tujuan mulia.

 

Semoga wabah virus ini segera hilang sehingga kehidupan kembali normal. Mari jaga diri dan terus berdo'a kepada Allah Penguasa Segala alam raya.


Salam
Pengurus

Zona Menghadapi Corona (06/04/2020)

Tiga pekan terakhir sangat terasa hiruk pikuk postingan di media sosial mengenai Covid-19. Sebagian besar isi postingan adalah berita negatif mengenai jumlah korban yang terus bertambah dan cara penyebaran yang begitu mudah. Semua itu membuat kita berada dalam zona ketakutan. Mudah cemas, khawatir, stress bahkan jadi gampang marah. 

Lebih lanjut jadi panik sehingga belanja berlebihan makanan, masker dan obat-obatan. Perilaku di media sosial dengan cepat membagi informasi yang belum pasti kebenarannya. Apalagi harus berdiam diri di rumah. Bisa membuat jenuh. 

Seiring dengan perjalanan waktu sebahagian besar dari kita bisa mengelola emosi diri dengan baik. Mulai menerima kenyataan. Menyadari situasi dan berpikir sebelum bertindak. 

Tidak lagi belanja berlebihan. Berhenti membaca berita yang membuat cemas. Stop share info yang tidak jelas kebenarannya. Menyadari bahwa semua pihak berusaha melakukan yang terbaik. Itu adalah ciri bahwa kita telah masuk pada zona belajar.

Lebih lanjut mulailah kita melakukan kontemplasi. Mencari hikmah dari peristiwa ini. Apa tujuan Allah menguji manusia dengan virus corona. Sampai akhirnya menyimpulkan bahwa ini semua tidaklah sia-sia. Ada teguran dari Allah agar kita kembali ke jalan yang benar. 

Selama ini manusia telah mengotori bumi dengan polusi industri dan kendaraan. Corona hadir  telah membuat langit bumi kembali biru. Selama ini manusia sibuk keluar rumah sampai lupa keluarga. Corona hadir membuat kita berkumpul setiap hari dengan anak dan suami atau istri. 

Selama ini manusia banyak yang sombong dan merasa telah menjadi penguasa dunia. Corona hadir sebagai makhluk yang tak kasat mata membuat manusia ketakutan dan sadar bahwa ada Allah yang Maha Kuasa.

Itu semua menjadi jalan naiknya keimanan. Dampaknya amal kebajikan pun juga bertambah. Mulai memikirkan orang lain dan bagaimana membantunya. Muncullah gerakan sosial di berbagai group. Berbagi APD bagi tenaga kesehatan dan berbagi makanan bagi mereka yang tidak mampu. Tumbuhlah rasa kasih sayang pada diri sendiri, keluarga dan orang lain. Menjaga emosi tetap bahagia dan menyebarkan optimisme.

Jika itu yang kita rasakan artinya kita telah masuk pada zona pertumbuhan. Itulah tanda-tanda bahwa sabar dan syukur telah hadir dalam diri kita. Sabar menghadapi segala kondisi dan mencari cara untuk beradaptasi. Juga tetap bersyukur bahwa Allah telah memberi nikmat yang banyak dalam waktu yang lama. Ujian ini membuat kita kembali ingat kepada Allah.

Makassar, 6 April 2020
Syamril

Rektor Business Kalla School

Direktur Sekolah Islam Athirah


Salam
Pengurus

Tiga Fase Kehidupan (01/04/2020)

Syamril

Rektor Kalla Business School

 

Pada Desember 2019 di kantor kami ada pelatihan Masa Persiapan Pensiun se Kalla Group. Saat pembukaan saya menyampaikan materi tentang tiga fase kehidupan yang memiliki ukuran sukses berbeda. 

Fase pertama yaitu fase bersekolah. Saat masih sekolah SD sampai Perguruan Tinggi maka ukuran suksesnya adalah nilai raport dan IPK. Itu representasi dari ilmu. Jadi mereka yang ilmunya banyak itulah yang sukses.

Fase kedua yaitu saat bekerja. Setelah lulus dan masuk dunia kerja apa sebagai karyawan, akademisi atau wirausahawan maka ukurannya adalah keuangan, pertemanan, kinerja, kompetensi dan karir. Itu semua muaranya kepada manfaat. 

Keuangan, kawan, kinerja, kompetensi, karir, jabatan atau posisi apapun bukan jabatannya yg utama tapi sejauh mana itu memberi manfaat bukan mudharat. 

Fase ketiga yaitu saat pensiun. Setelah berhenti bekerja atau pensiun maka ukuran suksesnya di pahala ibadah mahdhah. Semakin ingat mati dan dekat kepada Allah. Dekat ke masjid, banyak mengaji, puasa dan lain sebagainya. 

Dari tiga fase kehidupan saya melihat tiga kata kunci sukses yaitu ilmu, manfaat dan ibadah. Apakah harus terpisah pada tiap fase atau mungkinkah disatukan di semua fase kehidupan? 

Tentu saja bisa. Saat masih muda jadi pelajar yang menuntut ilmu maka belajar niat harus untuk ibadah dan ingin agar ilmunya bermanfaat. 

Bisa juga meski usia masih muda tapi sudah kuat ibadah khusus kepada Allah. Shalat berjamaah ke masjid, jadi remaja masjid. Rajin mengaji dan ikut pengajian.

Saat di dunia profesi juga ilmu, manfaat dan ibadah tetap ada. Bekerja dengan niat ibadah. Lalu hasil kerja memberi manfaat kepada keluarga dan orang lain. Jangan lupa tetap belajar mencari ilmu agar terus terasah keahliannya.

 Tentu saja sambil bekerja juga rajin shalat berjamaah, mengaji, puasa, shadaqah dan lainnya karena umur tidak ada yang tahu. Meninggal tidak harus menunggu pensiun dan tua.

Akhirnya saat pensiun tidak hanya ibadah yang rajin seperti shalat, puasa dan mengaji. Juga tetap beraktivitas, berbagi ilmu dan pengalaman, berkarya dan tetap belajar mencari ilmu khususnya tentang agama.

Jadi pada fase apapun hidup anda tetaplah belajar mencari ilmu, tebar manfaat dan ibadah mendekatkan diri kepada Allah. Semoga dengan ilmu, manfaat dan ibadah maka dapat tenang dan bahagia menjalani kehidupan.

 


Salam
Pengurus

Mendidik Itu Membahagiakan (02/05/2019)

Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah)

 

Salah satu tradisi di Sekolah Islam Athirah di tiap acara ulang tahunnya yaitu pemberian penghargaan pengabdian 15 dan 25 tahun. Beberapa tahun lagi mungkin ada yang mendapat penghargaan pengabdian 35 tahun. Waktu yang panjang untuk masa kerja di satu lembaga.

Melihat wajah para guru yang mendapat penghargaan ada yang istimewa. Mereka tampak lebih muda dari orang lain yang seumur tapi profesinya bukan guru. Kok wajah guru guru awet muda ya. Apa karena selalu bertemu dengan anak anak yang lebih muda. Atau ada faktor lain.

Satu yang pasti semua guru yang pengabdiannya panjang hidup relatif lebih bahagia. Itulah yang membuatnya awet muda. Meskipun mungkin gajinya lebih rendah dari profesi lain seperti dokter dan karyawan swasta tapi kebahagiaanya lebih tinggi.

Apa yang membuat guru lebih bahagia? Karena mereka merasakan hidup yang lebih bermakna dan bermanfaat. Kebahagiaan seorang guru bukan pada saat terima gaji berlipat. Kebahagiaan guru muncul saat melihat wajah anak didiknya yang sukses menggapai cita-cita, hidup lebih sejahtera dan memiliki strata keilmuan yang lebih tinggi dari gurunya.

Saya juga pernah jadi guru SMP dan SMA. Suatu saat saya bertemu dengan siswa saya yang sudah lulus dari ITB dan sedang lanjut kuliah S2 ke Jepang. Alangkah bahagia rasanya meskipun waktu itu saya masih S1. Apalagi jika di sebuah acara seperti seminar atau forum keilmuan lainnya. Guru jadi peserta dan ternyata yang menjadi narasumbernya adalah siswanya yang dulu diajar waktu SD atau SMP. Ada kebanggaan dan kebahagiaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Hal lain yang membuat guru bahagia adalah tidak ada istilah bekas guru. Beda dengan profesi lain. Seorang pejabat yang bertemu dengan gurunya saat dia SD mungkin 40 tahun lalu tetap saja memanggilnya dengan Pak atau Bu Guru. Tetap saja dia menghormati gurunya meskipun jabatannya lebih tinggi dari gurunya.

Demikianlah guru memiliki posisi yang sangat sentral di masyarakat karena tugasnya mendidik dan mencerahkan masyarakat. Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana amanat Pembukaan UUD 1945.

Kemajuan suatu negara ditentukan oleh kualitas manusianya bukan oleh jumlah kekayaan alamnya. Negara yang maju seperti Jepang sumber daya alamnya sangat terbatas. Namun bisa maju karena memiliki sumber daya manusia unggul dan produktif karena kualitas pendidikannya bagus.

Pendidikannya bagus karena gurunya juga bagus dan berkualitas. Mengapa bisa berkualitas? Karena bangsa Jepang masyarakatnya sangat menghormati para guru sehingga orang-orang terbaik berlomba-lomba menjadi guru.

Oleh karena itu di Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei ini, inti pesannya adalah jika Indonesia ingin maju maka kuncinya pada pendidikan yang berkualitas. Ini akan terwujud jika gurunya berdedikasi, kompeten, sejahtera dan bahagia. Selamat Hari Pendidikan Nasional.


Salam
Pengurus

Adil Itu Damai (25/04/2019)

Itu adalah judul buku kumpulan pidato pak JK yang diterbitkan pada tahun 2017. Terdapat 75 judul pidato yang membahas segala aspek kehidupan bangsa seperti politik, ekonomi, pendidikan, energi, agama, sosial budaya dan lain sebagainya.

Inti pesannya adalah jika ingin mewujudkan perdamaian di dunia dan Indonesia maka syarat utamanya adalah wujudkan dulu keadilan. Adanya kekacauan di berbagai belahan dunia serta teror dan konflik termasuk di Indonesia penyebabnya karena adanya ketidakadilan. Kerusuhan di Ambon, Poso dan Sampit contohnya, itu karena ketidakadilan ekonomi dan politik.

Kedamaian di keluarga juga kuncinya adalah keadilan. Bapak dan ibu yang memperlakukan anak-anaknya dengan adil dan tidak pilih kasih, maka keluarganya akan hidup dengan damai dan tenteram. Banyak kasus anak-anak tidak akur karena orang tuanya pilih kasih.

Demikian pula di tempat kerja. Direktur yang berlaku adil, tidak pandang dulu, memberikan sanksi kepada siapapun jika ada pelanggaran maka karyawannya akan bekerja dengan tenang karena adanya kepastian. Siapapun yang berprestasi akan mendapatkan promosi dan penghargaan. Bukan hanya yang ada hubungan keluarga atau pandai melakukan pendekatan. Artinya ada sistem yang berjalan dengan baik. Maka karyawan akan bekerja dengan penuh semangat.

Bahkan di pertandingan olahraga seperti sepakbola, wasit yang adil menjadi syarat utama agar pertandingan berjalan dengan baik. Jika wasit memihak dan berat sebelah maka pertandingan bisa berjalan dengan ricuh dan onar karena banyak protes ketidakpuasan dari pemain dan penonton.

Agar wasit dapat memimpin pertandingan dengan adil maka syarat yang harus dimiliki oleh wasit yaitu tidak ada konflik kepentingan. Wasit dapat bersikap netral. Makanya jika pertandingan antar dua negara seperti di Piala Dunia, wasitnya harus dari negara yang berbeda. Harapannya tidak ada ikatan emosional sehingga dapat mengambil keputusan tanpa ada beban.

Hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh wasit yaitu integritas yang tinggi dan sudah teruji. Dengan integritas yang tinggi maka dia akan jujur apa adanya, amanah sesuai tugas pokok dan fungsinya serta profesional dalam bekerja. Dia akan konsisten, teguh pendirian dan tidak goyah oleh godaan harta, tahta dan wanita. Sogokan tidak akan mempan apalagi hanya sekadar janji manis.

Bangsa Indonesia sedang melangsungkan 'pertandingan' Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang diikuti oleh dua pasangan calon. Yang bertindak sebagai wasit yaitu KPU. Penontonnya yaitu seluruh rakyat Indonesia yang mendukung calonnya masing-masing.

Pilpres bisa berjalan damai dan menjadi hiburan yang menarik sebagai pesta demokrasi jika KPU sebagai wasit tidak ada konflik kepentingan, bersikap netral,  dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon. Juga korps KPU dari pusat sampai kelurahan memiliki integritas tinggi yang kebal dari sogokan sehingga menjalankan tugasnya dengan jujur, amanah, profesional dan teguh pendirian. Menampilkan data apa adanya dan siap membela kebenaran.

Jika yang terjadi adalah sebaliknya maka 'pertandingan' bisa berlangsung dengan ricuh. Antar pemain saling serang dan supporter mudah terprovokasi untuk membuat kerusuhan.

Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi. Kita ingin Pilpres yang damai. Semoga KPU bisa adil sehingga pesta demokrasi dapat berjalan dengan kemenangan seluruh rakyat Indonesia.

 

Syamril

(Direktur Sekolah Islam Athirah)


Salam
Pengurus

Anak itu bertanya & Cerita Ibuku (17/03/2019)

CERITA IBUKU


Bila bulan suci tiba
Sembilan bidadari turun dari langit
Berkendara pelangi
Ditemani tiga malaikat
Masuk ke rumah
Duduk di dekat anak-anak
Yang makan sahur bersama ibunya

Bidadari itu berkata:
"Wahai malaikat,
bukalah pintu rezeki
untuk anak ini dan ibunya...
Buka pula pintu surga
untuk mereka!"

Di usia dewasaku
Aku tetap berpuasa
Karena cerita ibuku...

(Qasim Mathar)

 

ANAK ITU BERTANYA

au ke mana kita ibu?
Ke Surga, sayang!
Tapi bom dililitkan ke badanku?
Agar secepatnya kita sampai, sayang!
Ke Surga, ya Bu?
Boomm...boommm...bom...!

Anak dan ibunya hangus 
Di tengah mayat-mayat 
Yang terbakar serpihan bom

Roh anak itu bangun
Berdiri di antara polisi
Yang menghitung jumlah yang mati
Roh anak itu masih di situ
Bertanya: Ibu............
Beginikah jalan ke Surga?
Ibunya diam....
Di kantong jenazah
Dalam mobil ambulans
Yang meraung-raung...

(Qasim Mathar)


Salam
Pengurus

Be Excellent with Develop Leaders “The job of a leader is create leaders” (04/12/2018)

Assalamu alaikum Wr . Wb.

Hal itu disampaikan oleh Handry Satriago President and CEO General Electric Indonesia. Dia adalah orang Indonesia pertama yang menjadi CEO GE Indonesia setelah perusahaan ini beroperasi selama 70 tahun di negeri ini.

Suatu hari Jeff Immelt CEO General Electric pengganti Jack Welch berkunjung ke Indonesia. Maka dia pun dijemput oleh pak Handry ke bandara Soekarno Hatta. Saat di kendaraan maka ditanyalah Jeff Immelt mengapa selama 70 tahun baru sekarang memilih orang Indonesia.

Maka dia pun menjawab “Orang Indonesia lebih mudah mengatakan kata yes (ya) dan sulit mengatakan no (tidak). Sehingga tipikal umum karyawan GE di Indonesia adalah orang-orang penurut, pekerja keras, doers, dapat mencapai target. Namun semua hanya berbasis job description.

Sulit mencari tipe leaders yang mau mencapai lebih dari job description, extra miles. Sulit mencari tipe leaders yang berani menyampaikan pendapat yang berbeda, serta berfikir kreatif mencari  jalan keluar. Cenderung menunggu petunjuk atasan”.

Mari kita cermati sekeliling kita. Tipe mana yang banyak ada di perusahaan ini, apakah doers atau leaders. Secara jujur masih banyak yang bertipe doers. Tidak berani berbeda pendapat, berinisiatif melakukan terobosan. Mengapa? Faktornya ada dua yaitu internal dan eksternal.

Internal yaitu pribadi yang bersangkutan. Secara umum orang Indonesia adalah hasil pendidikan yang “multiple choice” cenderung memilih bukan membuat pilihan. Cenderung menghapal ilmu pengetahuan, bukan memproduksi ilmu pengetahuan.

Lihatlah proses pendidikan kita yang menghapal isi buku kemudian dites dengan apa yang diingat dari isi buku tersebut. Jarang yang menggunakan pendekatan problem solving yang menuntut kreativitas dan terobosan.

Saat belajar di kelas pun hanya mendengar guru, jarang berdiskusi, atau berpendapat apalagi berbeda pandangan dengan guru atau dosen. Jika pun bertanya cenderung apa dan bagaimana, ke hal yang praktis. Jarang yang mengapa, ke hal yang mendasar dan prinsip.    

Hal ini berlanjut di dunia kerja. Mereka yang jadi bawahan lebih nyaman dengan perintah, prosedur, cenderung yes dan menurut saja untuk cari aman. Tidak berani berbeda pendapat apalagi dengan atasan.

Faktor eksternal yaitu di luar pribadi karyawan. Ini terkait dengan budaya perusahaan yang kuat pada budaya hirarki di mana segala berpusat pada atasan. Atasan pun cenderung ingin dituruti, bukan dikritisi.

Atasan pun tidak memberi wewenang lebih kepada bawahannya, sehingga bisa jadi secara jabatan sudah section head atau supervisor bahkan manajer tetapi cara kerja masih seperti staf. Selalu meminta petunjuk, tidak berani berkreasi dan berinisiatif.  Kalau menghadapi masalah tidak berani bertindak sebelum ada persetujuan.

Secara jangka pendek bisa jadi ‘tidak ada masalah’. Namun di masa depan akan muncul masalah besar saat para leaders yang sekarang ada sudah harus pensiun Saat butuh pelanjut ternyata sangat sedikit yang siap karena yang yang lahir bukan leaders tapi doers.

Padahal perusahaan harus terus bertahan, bahkan tumbuh dan berkembang lebih besar lagi. Oleh karena itu saatnya kita mengubah mind set. Jika ingin terus tumbuh dan berkembang maka para leaders harus melahirkan leaders yang lebih banyak lagi.

Sustainable strategy –nya adalah develop  leaders dengan membiasakan berfikir kreatif, analitis, berpendapat, berani dan siap menerima perbedaan pendapat, berinisiatif, dan pendelegasian. Semoga tumbuh para leaders yang berkualitas untuk membawa perusahaan menjadi lebih baik lagi.

“Be Excellent with Develop Leaders”.   

 

-Syamril-

Penulis buku 50 jalan Kalla, kerja ibadah

 


Salam
Pengurus

Jangan jadi Robot (30/11/2018)

Assalamu Alaikum Wr Wb

Kisah Inspirasi, 30 November 2018

JANGAN JADI ROBOT

Apa yang sering Anda ceritakan ke teman atau pasangan Anda setelah pulang kerja? Apakah cerita masalah pekerjaan di kantor yang sulit, berat dan membuat stress? Atau cerita tentang atasan atau rekan kerja yang menyebalkan? 

Atau cerita tentang pekerjaan yang menyenangkan? Cerita dengan penuh kebanggaaan karena berhasil menyelesaikan masalah yang dampaknya besar bagi kemajuan perusahaan. Atau cerita tentang ide-ide besar untuk memajukan perusahaan? 

Atau mungkin tidak ada cerita karena apa yang dikerjakan rutinitas belaka, tidak ada hal menarik atau menggelisahkan.  

Jika kebanyakan cerita Anda adalah tentang hal yang negatif maka itu artinya Anda tidak bahagia di tempat kerja. Bisa jadi dalam lubuk hati yang paling dalam Anda sebenarnya ingin segera berhenti bekerja atau mencari pekerjaan di tempat lain. 

Cuma belum ada peluang atau kesempatan kerja baru. Akhirnya Anda terpaksa bertahan karena tidak ada pilihan. Mau berhenti dan menganggur juga tidak mau karena masih butuh uang. 

Jika tidak ada cerita karena pekerjaan Anda rasanya monoton, tidak ada tantangan dan hanya rutinitas belaka berarti Anda sudah masuk zona nyaman. Anda sudah merasa aman dan puas dengan kondisi sekarang.  

Jika sudah seperti itu, waspadalah. Jika Anda sudah terjebak rutinitas dan tidak banyak inovasi dan kreatifitas berarti Anda sudah mirip dengan ROBOT. Apa ciri robot? 

Tidak ada pengembangan diri. Dia berjalan datar, sama terus. Manusia yang seperti robot berarti sepanjang waktu di tempat kerja dirinya tidak berkembang. Tidak bertambah ilmu dan keterampilan. 

Malah harus lebih waspada lagi karena dunia terus bergerak dan berkembang, jika manusia statis maka sebenarnya dibandingkan dengan perkembangan dunia yang dinamis, dia sebenarnya mundur, terus tertinggal.

Pengembangan diri syaratnya jangan masuk ke zona nyaman. Prinsipnya “tidak ada pertumbuhan di zona nyaman, dan tidak ada kenyamanan di zona pertumbuhan”. Lihatlah bayi yang sedang tumbuh, selalu mencoba hal baru yang beresiko malah terkadang berbahaya. 

Berbeda dengan orang tua yang sudah cenderung statis. Jika diminta mencoba hal baru, tidak berani atau ragu-ragu. 

Pengembangan diri syaratnya masukilah ZONA RESIKO tapi BUKAN ZONA BAHAYA. Apa bedanya? Zona resiko masih dalam batas aman dengan syarat ada pendampingan atau persiapan. Zona bahaya memang penuh bahaya jika dimasuki. Untuk membedakannya lihatlah orang yang naik banana boat. 

Setelah ditarik sama perahu motor maka dalam jarak yang cukup jauh dari pantai, dia akan dijatuhkan. Jika sebelum dijatuhkan dia memakai pelampung dan ada pendamping yang menemani maka meskipun dia masuk ke zona bahaya tapi sebenarnya dia masuk zona resiko. 

Artinya jika dia tidak bisa berenang maka ada pelampung yang menjadi alat bantu. Dan jika pelampung tidak berfungsi maka ada pendamping yang akan menolongnya. Berbeda jika Anda tidak bisa berenang, tidak pakai pelampung dan juga tidak ada pengawal. Saat dijatuhkan, dijamin pasti tenggelam. 

Implementasi di tempat kerja yaitu perusahaan memberikan tugas atau tantangan baru kepada staff atau anggota timnya. Jangan hanya berikan pekerjaan yang berulang. Kalaupun harus berulang, karyawan dituntut untuk mengajukan perbaikan cara kerja agar lebih efektif dan efisien. 

Sehingga setiap saat ada perbaikan untuk mencapai target yang diinginkan. Namun harus diingat, saat staff kita masuk ke zona tantangan, pemimpinnya harus siap memberi bimbingan. Jangan dilepas begitu saja, tapi jangan juga terlalu didikte dan disetir. Beri ruang bagi dia untuk bereksperimen tapi dalam koridor belejar. Intinya adalah…

JANGAN JADI MANUSIA STATIS ATAU ROBOT, TAPI JADILAH MANUSIA YANG DINAMIS. 

Semoga dengan itu Anda akan banyak  cerita ke teman atau pasangan Anda dengan penuh kebanggaaan karena berhasil menyelesaikan masalah yang dampaknya besar bagi kemajuan perusahaan. 

Bisa juga cerita tentang ilmu pengetahuan dan keterampilan baru yang Anda pelajari dari pekerjaan yang membuat Anda lebih semangat bekerja. Atau cerita tentang ide-ide besar untuk memajukan perusahaan.  

Semoga dengan itu Anda merasakan kepuasan bahkan kebahagiaan di tempat kerja karena telah merasa bermakna, berkontribusi memberi manfaat berupa perbaikan atau pengembangan.  

Jika itu semua dilakukan dengan berlandaskan tauhid, ikhlas, amanah maka itu semua bernilai ibadah di sisi Allah karena kerja adalah ibadah. 

-Syamril-

Direktur Sekolah Islam Athirah


Salam
Pengurus

24 Jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan dan 365 setahun (15-02-2018)

Seringkali ada rasa keingintahuan bagaimana cara orang-orang besar mengatur waktu dan pekerjaannya. Orang-orang besar maksudnya adalah orang-orang yang diberi amanah besar. Orang-orang yang secara sosial menempati piramida puncak dalam masyarakat. Beberapa diantaranya, Presiden, Menteri, Direktur BUMN, direktur perusahaan, Gubernur, Bupati dan seterusnya. Terlepas dari bagaimana hasil akhir dari kepemimpinan mereka, satu hal yang sama adalah bahwa mereka telah melakukan hal yang lebih banyak daripada yang dilakukan orang kebanyakan.  Tentu dengan jumlah waktu yang sama yang diberikan Tuhan. Yaitu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan dan 365 hari setahun.

Pak Jokowi misalnya, dengan waktu yang dimiliki, bisa menyelesaikan banyak hal secara efektif dan kelihatan hasilnya. Jokowi keliling Indonesia blusukan, memantau kinerja para menteri, gubernur, dan bupati untuk memastikan bahwa langkah-langkah dan keputusan mereka terkoordinir efektif sesuai visi dan misi pemerintahan. Sambil menjalankan itu, Jokowi masih mampu menghadapi para pengganggunya, membuat strategi politik agar pemerintahan tetap stabil dan tujuan tercapai. Coba perhatikan, menangani Freeport saja sudah bisa dibayangkan beratnya persoalan, banyaknya kepentingan dan pihak-pihak terkait harus dihadapi. Bukan hanya dalam negeri, semisal masyarakat sekitar, Pemda, Aparat, para Petualang Politik dan Bisnis, tapi juga serta luar negeri yang berseberangan kepentingan dengan pemerintah. Semua itu harus dilakukan dan diselesaikan dengan modal yang sama yaitu 24 Jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan dan 365 setahun

Menangani masalah-masalah baik rutin semacam rapat kabinet, rapat koordinasi gubernur bupati maupun masalah-masalah insidental seperti kebakaran hutan, hubungan negara sahabat, aktivitas mewakili kepala negara dll. Mengatur strategi menempatkan orang-orangnya guna mengendalikan pergerakan politik di Indonesia, bahkan masih sempat untuk kumpul keluarga, menemani cucunya jalan-jalan ke Mall dan lain-lain, dan seterusnya. Dengan jumlah waktu yang sama, Beliau sudah melakukan banyak hal yang tidak (bisa) dilakukan oleh orang kebanyakan. Demikian pada berbagai level dibawahnya, semua orang akan memanfaatkan modal waktu dari Tuhan untuk melakukan berbagai aktivitas yang diembannya. Modalnya sama, 24 Jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan dan 365 setahun.

Kalau bisa disimpulkan, masing-masing orang punya Modal yang sama namun bisa menghasilkan Output tak terbatas. Ibaratnya, sama-sama punya modal (uang) Rp. 1000,-. Dengan modal tersebut, ada yang bisa memperoleh segalanya, kesejahteraan, rumah, mobil, kesehatan, persahabatan, kebahagiaan, keliling dunia, dan segala macam yang diperlukan sebagai hasil dari kemampuan mengelola modal yang dimiliki. Di lain pihak, dengan modal yang sama, ada yang hanya bisa membeli sekedar kebutuhan makan. Bahkan lebih celaka lagi ada yang menyia-nyiakan modalnya berlalu tanpa ada hasil yang bisa dibanggakan. Itulah Modal kita semua 24 Jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari sebulan dan 365 setahun.

Masuk kategori dimanakah kita ? Sungguh, Demi Masa. Semua orang berada dalam kerugian kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh. Saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran (Al Ashr 1 – 4).

 

 

Mukhammad Idrus,

Dosen UNM Makassar


Salam
Pengurus

Paradigma Pemimpin Idaman (12/02/2018)

Lima tahun lalu di sebuah obrolan sore dengan seorang Bupati di Sulsel, saya memperoleh dua cerita yang memiliki makna mendalam. Bukan kejadiannya yang perlu ditiru tapi makna di balik kejadian itu.

Pertama, sang bupati tidak tinggal di rumah jabatan tapi lebih memilih di rumah pribadi. Apa alasannya? Kata beliau, biar kalau berhenti atau selesai masa jabatannya tidak pusing lagi pindah rumah. Apa maknanya? Bahwa jadi Bupati itu hanya sementara, akan ada akhirnya. Artinya jabatan ini bukan milik pribadi, tapi amanah dan titipan dari rakyat. Kelak akan berhenti setelah dua periode.

Memang demikianlah hakikat sebuah jabatan, ia hanyalah titipan yang sementara, tidak akan selamanya. Seperti halnya  hidup ini juga sementara. Ada kematian yang akan memutus segalanya.

Allah menciptakan awal dan akhir, lahir dan mati yang semuanya merupakan ujian bagi manusia. Siapa yang lulus ujian ini? Ternyata bukan yang paling tua, bukan yang paling kaya, bukan yang paling berkuasa, bukan yang paling pintar. Tapi yang lulus adalah yang paling baik amalnya. Paling banyak manfaatnya.

Jadi kunci pertama yang harus dimiliki oleh pemimpin yang baik adalah kesadaran bahwa jabatan itu sementara, ada akhirnya dan itu hanyalah titipan, bukan milik pribadi. Jika waktunya tiba, ia akan berakhir. Tinggal finishnya apa berakhir dengan baik (husnul khatimah) atau berakhir dengan buruk (su’ul khatimah) seperti beberapa pejabat di negeri ini yang berakhir jadi tahanan KPK.

Cerita kedua yaitu selama menjabat beliau belum pernah membeli mobil dinas. Mobil yang dipakai sehari hari adalah mobil pribadi karena beliau memang orang yang kaya sebelum menjadi bupati.

Apa makna dari cerita ini dikaitkan dengan kepemimpinan? Ternyata memang ada dua modus kehidupan termasuk kepemimpinan yaitu modus memberi dan memiliki. Orang yang modusnya memiliki maka setelah dilantik yang pertama dipikirkan adalah apa yang dapat saya raih dari jabatan ini. Dihitungnya peluang komisi dari APBD atau setoran upeti yang dapat memperkaya diri.  Lupalah dia bahwa itu semua haram karena hasil korupsi. Tak pedulilah dia bahwa itu semua akan merugikan rakyat. Bagi dia, yang penting saya bahagia meskipun harus mengorbankan orang lain.

Berbeda dengan orang yang modusnya memberi. Setelah dilantik yang dipikirkan adalah manfaat apa yang dapat saya berikan kepada rakyat melalui jabatan ini. Apa masalah rakyat yang dapat saya selesaikan di waktu yang singkat ini. Itu semua membuatnya bekerja keras siang dan malam tak kenal lelah namun bahagia karena melihat orang lain atau rakyatnya bahagia.

Jadi kunci kedua yang harus dimiliki oleh pemimpin yang baik yaitu berparadigma memberi bukan memiliki. Apa bedanya? Paradigma memberi yaitu mencari kebahagiaan dengan cara membahagiakan orang lain. Paradigma memiliki yaitu mencari kebahagiaan dengan cara mengorbankan orang lain. Pemimpin yang baik yaitu pemimpin yang bahagia karena membahagiakan orang yang dipimpinnya.

Semoga calon gubernur dan bupati serta walikota yang akan bertarung pada tahun ini memiliki dua paradigma di atas. Kesadaran bahwa jabatan itu amanah yang sementara dan berbatas waktu. Dengan waktu yang terbatas ia ingin meraih kebahagiaan dengan memberi manfaat dan perubahan bagi rakyat. Bukan mengorbankan rakyat.

 

Syamril, S.T. M.Pd

Direktur Sekolah Islam Athirah

Penulis buku 50 Jalan Kalla, Kerja, Ibadah

 


Salam
Pengurus

Jenazah dan Pengantarnya (16/01/2018)

Hari Sabtu lalu, 12 Januari 2018 Setelah sholat dhuhur berjamaah di salah satu Mesjid di samping GOR Sudiang Makassar, saya menyambangi sebuah warkop (warung kopi) lokasinya berada di sudut sebuah perempatan jalan untuk mengirim beberapa email. Beberapa saat kemudian saya memulai duduk dan menulis kalimat demi kalimat pada beberapa bahan yang akan dikirim ke alamat email yang berbeda. Tidak lama kemudian muncul sebuah  mobil jenazah yang tidak memiliki tanda atau identitas yang menandakan siapa pemiliknya yang lewat di depan warkop menuju Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sudiang yang diantar oleh kurang lebih 30 sepeda motor dan roda empat. Para pengantar itu membunyikan suara kendaraan dengan bunyi yang sangat keras dan dengan penampakan kesan sangat brutal. Tidak lama kemudian datang lagi jenazah dan pengantarnya dimana pengantarnya lebih banyak dari pengantar sebelumnya, tetapi yang berbeda suara kendaraan mereka tidak sekeras yang pertama, menjelang lima menit datang lagi mobil jenazah milik sebuah rumah sakit swasta di Makassar dan pengantarnya jumlah jauh lebih sedikit dari yang pertama, sedangkan suara kendaraan relatif biasa saja, hanya kurang lebih 10 kendaraan yang mengantar, kemudian tiba-tiba muncul lagi  mobil jenazah ke empat dengan poster pengurus sebuah partai politik jumlahnya relatif sangat sedikit dari ketiga mobil jenazah sebelumnya yakni sekitar 10 unit sepeda motor dan roda empat.

Warga yang ada di sekitar warkop yang dilalui mobil jenazah tersebut, tidak menampakkan ekspresi apa-apa, tidak marah atau kelihatan kesal. Cuma kendaraan yang melintas di perempatan memilih berhenti sejenak membiarkan jenazah dan pengantarnya itu melewati jalan tersebut.  Termasuk warga yang berada di Warkop asyik dengan handphone atau laptopnya masing-masing. Hanya ada salah satu remaja perempuan yang mencoba untuk berdiri dan mengamati jalannya mobil jenazah tersebut. Tetapi entah apa yang memotivasinya. Setiap kali ada mobil jenazah yang lewat dia mencoba berdiri sampai mobil jenazah dan pengantarnya agak jauh dari tempat warkop dimana saya duduk. Teringat dengan cerita Suatu hari Rasulullah SAW mendapati rombongan yang mengangkut jenazah lewat di hadapan beliau. Nabi pun berdiri menghormati. Sahabat beliau segera memberi tahu dengan nada seolah protes, “Itu jenazah orang Yahudi.” “Bukankah ia juga manusia?” sahut Rasulullah.

Dalam hadits lain riwayat Imam Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan berdiri ketika ada jenazah Yahudi, Nasrani, atau Muslim. Bukan berdiri untuk jenazah itu sendiri tapi untuk malaikat yang menyertai jenazah tersebut. Artinya, manusia tak luput dari iring-iringan malaikat, tak hanya ketika hidup tapi juga saat meninggal dunia. Ada yang berpendapat bahwa hadits perintah berdiri menghormati janazah ini mansukh sehingga status berdiri itu sekadar boleh atau dianjurkan belaka. (NUonline, 12/1/2018).

Terlepas dari itu, Rasulullah SAW menunjukkan kepada kita semua bahwa Islam sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, bagaimanapun juga ketika ada peristiwa kematian siapapun dia, apapun agamanya maka kita dituntun untuk menghormatinya. Tetapi melihat perkembangan sebagian sikap manusia saat ini, lebih 1.000 tahun yang lalu Rasulullah SAW sudah memberi teladan bagaimana saling menghormati apakah ketika kita masih hidup atau sudah meninggal. Tetapi sense sebagian orang sudah mulai pupus, seperti tidak peka lagi peristiwa kematian tersebut yang siapapun di dunia ini yang namanya makhluk hidup, suatu saat akan mengalami kematian.

Yang ironis ketika iring-iring pembawa jenazah tersebut mempertontokan sikap yang arogan dan mengancam keselamatan dan mengganggu ketentraman orang-orang yang ada disekitar di mana mereka lewati. Dengan suara kendaraan yang seolah-olah akan memecahkan gendang telinga, dengan kecepatan yang relatif tinggi, dengan konvoi menguasai hampir satu badan jalan, padahal banyak pengendara yang lain sehingga pengendara yang bukan pengantar jenazah merasa tidak nyaman dan aman beriringan dengan pengantar jenazah. Bahkan pernah terjadi peristiwa dimana pengantar jenazah melakukan tindakan anarkis kepada  pengendara lain yang beriringan dengan mereka dengan menggunakan benda tajam yang akhirnya mengakibatkan cacat seumur hidup. Semoga Allah SWT menjauhkan kita dari sikap semacam itu.

Kondisi ini perlu menjadi perhatian khusus dan kesadaran bersama bagi masyarakat dan pemerintah khusunya pemerintah Kota Makassar yang memilih tagline “sombere” (ramah). Alangkah ganjilnya jika masyarakat kota masyarakat yang dikenal sombere tersebut masih mempertahankan sikap-sikap brutal meskipun saat membawa jenazah. Semoga Allah SWT memudahkan dan memberi cahaya bagi hati orang-orang  yang masih memelihara sikap-sikap brutal yang di zaman now ini, sehingga menjadi pribadi yang saleh-saleha, menghormati sesama manusia tanpa mengenal agama, suku, etnik  dan latar belakang sosial.

 

Wallahu a’lam bissawab

 

Oleh: Jumardi Lanta[1]

Ketua Pengurus Masjid Raudhatul Jannah

 

 


Salam
Pengurus

Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (08/01/2018)

Pentingnya pendidikan anak usia dini telah menjadi perhatian dunia internasional. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Adapun tujuan pendidikan anak usia dini adalah untuk membantu mengembangkan berbagai potensi baik psihis maupun pisik yang meliputi moral, nilai-nilai agama, social emosional, kognitif, bahasa, fisik atau motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan dasar. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1990 tentang pendidikan pra sekolah dikaitkan dengan undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional memiliki fungsi dan tujuan yaitu dapat dikategorikan dalam tiga ranah yaitu (1) Ranah kognitif mencakup kecakapan dan berilmu (2) Ranah afektif mencakup berakhlak mulia, sehat, beriman, dan bertaqwa, mandiri dan demokratis (3) Ranah psikomotorik mencakup kreatif, keterampilan.

Pada usia dini adalah masa peka bagi anak perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psihis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini adalah masa untuk meletakkan dasar, pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, social emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni moral, dan nilai-nilai agama agar pertumbuhan dan perkembangan anak dapat tercapai secara optimal.

Berdasarkan undang-undang system pendidikan Nasional no.20 tahun 2003 pendidikan diorientasikan kepada penguasaan kompetensi dasar dan dikaitkan dengan peraturan pemerintah no. 25 tahun 2000 tentang otonomi daerah yaitu pelimpahan wewenang dari pusat ke daerah . Dari pusat yaitu standar kompetensi anak dan warga belajar, pedoman pelaksanaan kurikulum, penilaian standar nasional, pedoman materi pihak pembelajaran. Untuk daerah yaitu sekolah membuat silabus menentukan kompetensi dasar, menentukan hasil belajar, memberikan kebebasan memajukan sekolahnya seluas-luasnya demi tercapainya manajemen berbasis sekolah (basic school manajemen of quality improvement).

Anak usia dini memiliki potensi yang perlu ditumbuhkembangkan, menurut pakar pendidikan anak usia dini bahwa “ Anak usia dini memiliki potensi kurang lebih 60 % sebagai berikut:

  1. Anak usia tersebut belum mampu memikirkan latar belakang yang akan terjadi pada dirinya.
  2. Pikirannya belum mengalami ketegangan dan masih muda terpengaruh.
  3. Potensi yang ada pada usia dini masih subur dan murni unuk dikembangkan.
  4. Potensi ini ada pada usia dini dan belum banyak gangguan atau pemikiran yang bercabang.
  5. Masih terkonsentrasi (masih murni).

        Peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 27 tahun 1990 tentang pendidikan pra sekolah yaitu pendidikan pra sekolah adalah pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga, sebelum memasuki pendidikan dasar yang diselenggarakan dalam sekolah atau pendidikan di luar sekolah.

        Program kegiatan belajar TK/RA merupakan satu kesatuan program kegiatan belajar yang utuh. Program kegiatan ini berisi bahan-bahan pembelajaran yang disusun menurut pendekatan tematik. Dengan demikian bahan tersebut merupakan tema yang dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi program kegiatan pembelajaran yang operasional.

Dalam pembahasan pendidikan TK/RA dinyatakan bahwa; TK/RA adalah salah satu bentuk pendidikan sekolah yang bertujuan untuk membantu dan meletakkan dasar ke arah/perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan keluarganya dan untuk pertumbuhan seraya perkembangan selanjutnya. Pendidikan di TK/RA menganut prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain karena bermain anak adalah dunia belajar.

        Pendidikan pra sekolah memperhatikan beberapa prinsip pendidikan, antara lain (1). TK/RA merupakan salah satu bentuk awal pendidikan sekolah, untuk itu TK/RA perlu menciptakan situasi pendidikan yang dapat memberikan rasa aman dan menyenangkan. (2).Masing-masing anak perlu mendapat perhatian yang bersifat individual sesuai dengan kebutuhan anak usia dini. (3). Perkembangan adalah hasil proses kematangan dan proses belajar.(4). Kegiatan belajar di TK/RA adalah pembentukan perilaku dengan melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan sehari-hari. (5). Sifat kegiatan belajar di TK/RA merupakan perkembangan kemampuan yang telah diperoleh di rumah. (6). Bermain merupakan cara yang paling baik untuk mengembangkan kemampuan anak usia dini.

 

               Penulis :

               DR. H. A. Muhammad Natsir, S.Pd, M.Pd

              (Dosen UNM Mks, Pemerhati Masalah Pendidikan Anak, Warga GMA)


Salam
Pengurus